REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI -- Peningkatan kasus HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome) di Kabupaten Jayapura, Papua, lebih banyak terjadi pada ibu-ibu rumah tangga (IRT).
"Kalau kita cermati kasus HIV/AIDS ini terjadi peningkatan yang signifikan pada ibu-ibu rumah tangga, yang tercatat 362 kasus atau meningkat sebanyak 27 persen," kata Bupati Kabupaten Jayapura Mathius Awoitauw kepada Antara di Sentani, Sabtu.
Ia menjelaskan peningkatan kasus infeksi baru pada populasi kunci seperti wanita pekerja seks tidak terjadi peningkatan yang telalu signifikan jika dibandingkan dengan ibu rumah tangga."Untuk itu, peningkatan kasus pada ibu rumah tangga ini tentunya tidak terlepas dengan perilaku bapak-bapak atau laki-laki yang beresiko tinggi," tandasnya.
Menurutnya, ini merupakan tantangan bagi semua pihak untuk merespon dengan cepat agar dapat segera melakukan upaya-upaya yang dilakukan mulai dari hulu sampai ke hilir agar epidemic ini tidak berkembang ke arah yang lebih buruk.
"Penyakit yang sangat berbahaya ini merupakan upaya yang penanggulangannya harus melibatkan berbagai pihak, baik itu pemerintah, agama, adat maupun kelompok-kelompok lain dalamk omunitas termasuk orang yang terinfeksi HIV/AIDS itu sendiri," ujarnya.
Bupati Mathius mengungkapkan pula bahwa perlu adanya strategi implementasi untuk meningkatkan cakupan tes HIV dan inisiasi ART sedini mungkin, sebab selama ini telah diketahui bersama bahwa hasil penelitian telah menunjukan bahwa orang dengan HIV positif yang mendapatkan ART (Anti Retro Viral) sangat kecil kemungkinannya untuk menularkan HIV dibandingkan dengan yang tidak diobati.
"ART tidak hanya menguntungkan bagi orang yang sudah diobati tapi juga menurunkan beban epidemik di masyarakat dengan memutuskan penularan HIV secara cepat, dan tentnya akan berdampak pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan rakyat," tegasnya.