REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Boediono mengatakan hubungan dan kerjasama Indonesia dan Jepang harus saling melengkapi dan saling menguntungkan dan harus menjadi landasan yang bisa diandalkan dalam jangka panjang.
"Kedua negara di tahun-tahun mendatang akan menjadi mitra dalam upaya mendapatkan manfaat maksimal bagi kedua bangsa yang saling menguntungkan," kata Boediono saat membuka Indonesia-Japan Expo 2013 di Jakarta, Kamis (19/12).
Hadir dalam cara itu mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda, anggota Wantimpres yang juga Ketua Dewan Penasehat Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ) Ginanjar Kartasasmita, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik, serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sjarif Hasan.
Wapres mengatakan bahwa Jepang sebagai negara yang memiliki teknologi canggih, modal yang besar dan akses pada pasar global. Sementara Indonesia memiliki sumber daya manusia yang melimpah, pekerja terampil dalam jumlah yang besar, dan pasar domestik yang luas.
"Saling melengkapi wajib kita upayakan manfaatnya bagi kedua bangsa. Terlebih lagi kedua negara adalah penganut ekonomi terbuka, negara demokrasi dan yang penting lagi adalah kedua negara telah mempunyai hubungan sejarah yang begitu lama," kata Wapres.
Boediono menginginkan agar hubungan saling melengkapi dengan Jepang tersebut dioptimalkan sehingga Indonesia Japan Expo 2013 yang dilaksanakan untuk memperingati 55 tahun hubungan Indonesia dan Jepang adalah salah satu langkah yang amat penting untuk maju bersama saling memanfaatkan.
Kedua negara, dikatakan Wapres, memiliki hubungan bilateral yang sudah lama, bahkan lebih lama dibandingkan hubungan ASEAN dan Jepang.
"Minggu yang lalu Bapak Presiden mengunjungi Jepang untuk menghadiri ASEAN-Japan Commemorative Summit ke 40," ujar Wapres. Namun hubungan Indonesia dan Jepang jauh lebih lama lagi, dimulai sejak 20 Januari 1958 atau sudah mencapai 55 tahun.
Sejak saat itu, diceritakan Wapres, hubungan Indonesia dan Jepang semakin erat, kerjasama dilakukan berbagai bidang, baik pembangunan maupun investasi dan bidang-bidang lainnya. "Saya mencatat pada masa Orde Baru selama 30 tahun, Jepang menjadi mitra pembangunan Indonesia paling penting," ujar Wapres.
Wapres mengatakan bahwa keikutsertaan suatu negara dalam kancah globalisasi atau ekonomi global adalah keniscayaan. Tetapi, keikutsertaan dalam ekonomi global itu jangan hanya asal mengikuti tanpa memiliki rencana dan strategi yang matang.
"Tanpa adanya rencana dan strategi yang jelas, kita bukan menjadi pemain yang handal, tapi menjadi pemain pinggiran yang tidak ikut dalam kancah utama.Keikutsertaan suatu negara dalam ekonomi global adalah sangat penting, dan Indonesia telah memiliki rencana dan strategi," kata Boediono.
Dikatakan Boediono di Indonesia ada sekitar 11.000 orang Jepang, dan sebaliknya ada sekitar 30.000 orang Indonesia ada di Jepang. Terdapat sekitar 1.200 perusahaan Jepang di Indonesia yang mempekerjakan 300 ribu orang tenaga lokal. Selain itu ada sekitar 3.000 mahasiswa Indonesia di Jepang.