Rabu 18 Dec 2013 23:02 WIB

Surabaya Mulai Wujudkan Rencana MRT

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Maskot Kota Surabaya, Suro dan Boyo (ikan hiu dan buaya)
Maskot Kota Surabaya, Suro dan Boyo (ikan hiu dan buaya)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan rencana pembangunan transportasi angkutan massal Surabaya Integrated Mass Rapid Transit (Smart) di Surabaya.

Mulai Selasa (17/12) hingga Rabu (18/12), Pemkot Surabaya menggelar market sounding of Surabaya monorail dan tram investment project di Hotel Majapahit Surabaya.

Agenda pada hari pertama diisi dengan mendengarkan paparan dari beberapa pakar dan akademisi dari berbagai universitas ternama di Indonesia seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga (Unair).

Tim dari Unair memaparkan fakat tentang kondisi angkutan kota di Surabaya di mana kondisi fisiknya sudah tidak layak, tarif tidak jelas dan perilaku penumpang serta jadwal  yang seringkali berperilaku telat. 

“Kita sudah lakukan survei ke masyarakat, diantaranya adanya kesediaan dari masyarakat untuk pindah ke transportasi umum serta bersedia membayar kalau transportasinya bagus,” kata kepala Bagian Pengembangan ekonomi dan pembangunan Unair Wisnu Wibowo, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (18/12) malam.

Sementara di hari kedua, Pemkot Surabaya menyampaikan paparan market sounding di hadapan 60 calon investor yang berasal dari dalam dan luar negeri.  Para calon investor itu diantaranya dari Alstrom Transports Indonesia, Marsh, Hyundai Rotem, UEM Group Berhard (Construction Contractor, len Raylways System, PT Inka, PT Arta Karya, PT Pasifik Energi Inkor, Waskita Karya, dan Daewoo Engineering and Construction Co Ltd.

Sebelum paparan, para investor diajak berkeliling meninjau lokasi. Rute kunjungan menuju Keputih yang direncanakan menjadi area depo monorel dan depo trem di Jalan Koblen. Kemudian meninjau stasiun Gubeng, Pasar keputran, dan Terminal Joyoboyo yang direncanakan menjadi terminal intermoda. Selanjutnya ke kantor Dinas Pariwisata dan di kawasan TVRI Jalan Mayjend Sungkono yang diplot sebagai lokasi park and ride.

“Dengan melihat lapangan, para investor bisa melihat potensi dan punya pandangan tersendiri. Diharapkan calon investor yang tertarik berkompetisi bsia memberikan masukan atas rencana ini,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement