Jumat 13 Dec 2013 22:26 WIB

Polisi Akan Autopsi Jenazah Fikri Mahasiswa ITN

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Autopsi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Str-Suriani Mappong
Autopsi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Polda Jawa Timur (Jatim) menyatakan, berdasarkan hasil visum, Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, tewas bukan akibat tindakan kekerasan.

Namun, Polda Jatim siap menurunkan tim laboratorium forensik untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Fikri. Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Polisi Awi Setiyono mengatakan, hasil visum menyebutkan tidak ada bukti kekerasan dalam tubuh almarhum Fikri.

Tetapi hingga kini pihaknya masih terus mendalami penyebab kematian Fikri melalui autopsi. “Untuk mengungkap kematian Fikri, Polda Jatim siap menurunkan tim laboratorium forensik untuk melakukan autopsi. Tetapi, polisi belum mendapatkan izin dari keluarga korban,” katanya kepada wartawan di Polda Jatim, Surabaya, Jumat (13/12).

Ia menegaskan, izin dari keluarga diperlukan karena pihaknya harus membongkar makam dan mengambil organ tubuh almarhum sebagai sampel, lalu di autopsi. Jika ada izin dari keluarga, pihaknya akan bergerak cepat.

Namun, Polda Jatim terus berkoordinasi dengan Polres Malang guna mengumpulkan bukti-bukti lain. Gelar perkara juga dilakukan di Polres Malang.

“Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Unggung Cahyono kemarin juga ke Malang memberikan atensi khusus kepada Kapolres Malang guna pengungkapan kasus itu,” tuturnya.

Pihaknya terus mengumpulkan bukti-bukti, saksi dari mahasiswa, termasuk meminta keterangan saksi ahli. Awi juga menjelaskan, tidak ada kaitannya kematian Fikri dengan foto kekerasan yang beredar dan diduga terjadi saat ospek mahasiswa baru.

“Itu hal yang berbeda, tidak ada kaitannya dengan kegiatan ospek ITN dan tewasnya Fikri,” ujarnya.

Sebelumnya, Fikri mengikuti ospek mahasiswa baru, Kemah Bakti Desa (KBD) di kawasan Goa China, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumber Manjing Wetan, Kabupaten Malang, Jatim, pada 9-12 Oktober.

Hasil pemeriksaan sementara, didapat keterangan, saat itu, di hari ke empat korban tidak kuat berjalan, kemudian dibonceng dengan motor oleh panitia. Karena jalanan menanjak, korban kemudian turun dan mencoba berjalan kaki lagi. Kemudian terjatuh, karena tidak kuat.

“Saat itu korban jatuh dan ia terdengar mendengkur,” ucapnya. Fikri kemudian dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement