Jumat 13 Dec 2013 21:00 WIB

PKS Tak 'Mendewakan' Survei

Bendera PKS
Foto: Republika
Bendera PKS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan pihaknya tidak mendewakan survei. Artinya, PKS tidak menjadi acuan utama bagi PKS untuk memenuhi target masuk tiga besar, dengan memaksimalkan kerja kader menggaet pemilih.

"Survei itu bahan PKS berkaca dan melihatnya sebagai instrumen analisi tapi bukan acuan utama. Tahun 2009 kami diprediksi 2,2 persen namun hasilnya 7,9 persen," kata Ketua DPP PKS, Indra saat dihubungi di Jakarta, Jumat (13/12).

Indra mengatakan, kader partai menjadi garda terdepan dalam menyampaikan visi-misi partai kepada masyarakat. Kerja kader itu menurut dia yang sering tidak terukur dalam survei sehingga suara PKS sering dinilai rendah.

"Kader menjadi 'senjata' kami untuk mengenalkan PKS kepada pemilih dan mereka yang menyampaikan visi-misi partai," ujarnya.

Indra menilai pemilih tidak akan melihat hingar bingar hasil survei dalam menentukan pilihannya. Namun menurut dia, pemilih akan menentukan pilihan partainya pada partai yang memberikan pelayanan dan berintegritas. "Pemilih melihat bukan hanya hingar bingar survei tapi bagaimana kinerja, pelayanan dan integritas partai," katanya.

Dia tidak menafikkan pemberitaan mengenai kasus mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq mempengaruhi suara pemilih. Hal itu menurutnya berdasarkan pemberitaan yang massif di media massa. "Namun publik tidak lupa bagaimana konsistensi PKS memperjuangkan kepentingan masyarakat tidak seperti yang diberitakan media," katanya.

Sugeng Sarjadi Syndicate memprediksi enam partai politik tidak lolos ambang batas parlemen atau Parlementary Treshold sebesar 3,5 persen sehingga hanya ada enam partai yang berada di parlemen.

"Partai-partai yang tidak lolos adalah Partai Nasional Demokrat (3,41 persen), PKS (3,15 persen), PAN (2,54 persen), Hanura (3,16 persen), PBB (0,87 persen), dan PKPI (0,29 persen)," kata Direktur Eksekutif SSS Y Ari Nucahyo dalam pemaparannya di Jakarta, Kamis (13/12).

PKS tidak lolos PT disebabkan penurunan drastis perolehan suaranya disebabkan kasus korupsi yang menjerat Luthfi Hasan Ishaaq. Selain itu, Pemilu digunakan partai itu untuk menaikkan elektabilitas PKS.

Kajian SSS itu menggunakan pendekatan Meta Analisis dari hasil survei 20 lembaga survei yang dirilis pada Februari hingga Desember 2013, dan juga menggunakan Focus Group Discussion (FGD). Sumber data diambil dari publikasi hasil survei, dokumentasi pemberitaan, dan studi pustaka. Skala kesalahan kajian itu 0,01 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement