Jumat 13 Dec 2013 13:05 WIB

Ini Penyebab Rawannya Lahan Jadi Longsor

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dewi Mardiani
 Dengan menggunakan alat berat, petugas membersihkan jalan dari sisa tanah longsor di Tol Cipolarang km 100 jalur Bandung-Jakarta, Rabu (13/2).  (Republika/Maman Suherman)
Dengan menggunakan alat berat, petugas membersihkan jalan dari sisa tanah longsor di Tol Cipolarang km 100 jalur Bandung-Jakarta, Rabu (13/2). (Republika/Maman Suherman)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto, menilai saat ini terjadi perubahan iklim di Indonesia, khususnya Jawa Barat (Jabar), yakni adanya perubahan pola hujan. Hal tersebut, berpotensi menyebabkan longsor.

''Daerah yang rawan longsor, kemungkinan besar bisa terjadi longsor dengan perubahan pola hujan ini,'' ujar Eko, seperti dilaporkan Jumat (13/12). 

Penyebab lain yang rawan menyebabkan longsor, kata dia, adalah tekanan terhadap lahan. Semakin lama, semakin besar lahan yang dimanfaatkan warga. ''Itu ancaman. Begitu juga, terkait dengan air, semakin banyak ruang terbuka hijau (RTH) berkurang, maka permasalahan air akan semakin besar.''

Untuk Jabar, kata dia, daerah yang paling berpotensi longsor di antaranya adalah Cianjur dan Jabar Selatan. Sebenarnya, kata dia, potensi longsor tak hanya terjadi di Pulau Jawa. Di luar Pulau Jawa pun, banyak daerah yang rentan longsor.

Namun, berbicara mengenai resiko bencana dan kerentanan, lanjutnya, harus dilihat dari jumlah penduduk juga. Karena, ancaman sebesar apa pun kalau penduduknya sedikit tak masalah. ''Sebaliknya, Jawa, jumlah penduduknya banyak, lebih dari 60 persen tinggal di Jawa. Jadi, sekecil apa pun kerentananya bisa berpotensi menimbulkan korban kalau tak diantisipasi,'' katanya.

Tak hanya longsor, kata dia, berbagai bencana lain bisa terjadi di Indonesia termasuk Pulau Jawa. Misalnya, bencana gempa bumi. Untuk meminimalisir korban, pemerintah harus membuat kampanye ruang aman, yakni menciptakan ruang yang aman agar bisa berlindung saat terjadi gempa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement