Jumat 13 Dec 2013 04:51 WIB

Philipina Belajar Pelayanan KB di RS PKU Muhammadiyah Yogya

Rep: neni ridarineni/ Red: Damanhuri Zuhri
Muhammadiyah, salah satu ormas terbesar di Indonesia.
Foto: www.muhammadiyah.or.id
Muhammadiyah, salah satu ormas terbesar di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Rombongan dari Philipina, hususnya dari wilayah Mindanau yang dipimpin Executive Director Population Commision Philipina Juan Antonio Perez III melakukan kunjungan ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (12/12).

Menurut Kepala Pusat Pelatihan dan Kerjasama Internasional BKKBN Nohrijal yang mendampingi rombongan dari Philipina,  kunjungan ini merupakan implementasi dari kerjasama Selatan-Selatan yakni antara Philipina dan Indonesia yang ditandatangani 13 Agustus 2012.

''Wilayah  Mindanau, Philipina yang sebagian besar muslim ini, pimpinannya datang ke sini untuk memfokuskan pada peningkatan kapasitas pemimpin agama. Mereka ingin belajar tentang penanganan masalah kependudukan, keluarga berencana dan peningkatan kesejahteraan keluarga,''kata Nohrijal.

Di Indonesia sendiri, kata dia,  partisipasi dan kerjasama  dari pemimpin agama  di program keluarga berencana sudah lama dibangun Mindanau. Karena itu dipilih Yogyakarta karena perhatian, partisipasi pemimpin agama terhadap  keluarga berencana dan yang lainnya terbaik di Indonesia.

Hal senada dikemukakan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Sulistiari Retnowati yang mempresentasikan pelayanan KB di RSUP Dr Sardjito .

Dia mengatakan rombongan dari Population Commison Philipina Ingin belajar tentang pelayanan  kesehatan reproduksi dan keluarga berencana serta perkembangan alat kontrasepsi di rumah sakit berbasis agama yakni di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Sementara itu  Juan Antonio Perez III mengatakan dirinya bersama rombongan dari wilayah Mindanau ingin belajar ke Indonesia, khususnya ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tentang kesehatan reproduksi  dan keluarga berencana.

Karena program KB di Indonesia sangat kuat. ''Karena itu kami ingin belajar program KB di DIY, khususnya di komunitas Muslim,''ungkap Juan Antonio. 

Lebih lanjut Nohrijal mengungkapkan kerjasama ini mencakup dua arah. Dari Indonesia sendiri tahun lalu mengirimkan pimpinan dari kelompok  remaja untuk belajar tentang pendidikan kesehatan reproduksi di Mindanau.

Sejak Agustus hingga sekarang Indonesia telah mengirimkan 24 orang remaja dan rencananya tahun 2014  akan mengirimkan sekirar 15-20 orang ke Mindanau. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement