REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Peneliti Sugeng Sarjadi Syndicate Ridho Imawan Hanafi menilai partai berbasis dan berasas Islam harus merevitalisasi ideologinya untuk meningkatkan elektabilitasnya di hadapan masyarakat.
"Revitalisasi ideologi itu penting karena tidak ada pembedaan yang jelas antara partai Islam dengan nasionalis," kata Ridho di Jakarta, Kamis.
Ridho menilai program-program yang dijalankan partai Islam sifatnya idealis padahal seharusnya praktis. Dia mencontohkan, partai Islam seharusnya memberi intensif yang sifatnya memenuhi kebutuhan masyarakat
"Beberapa penelitian menyebutkan bahwa politik aliran menurun karena saat ini (kebutuhan masyarakat) berbasis kerja," ujarnya.
Selain itu menurut dia, keberadaan tokoh dalam partai Islam sangat penting dan hal itu tidak ada dalam partai Islam. Kondisi itu ujar Ridho karena sistem regenerasi di internal partai cenderung lemah sehingga tidak mampu memuncurkan tokoh yang mampu menarik massa.
"Tokoh Islam seperti Gusdur (Abdurrahman Wahid) dan Amien Rais memiliki massa yang kuat, namun saat ini tidak ada yang mampu melakukan pengakaran di masyarakat," katanya.
Dia mencontohkan Mahfud MD yang pernah diajukan menjadi bakal capres namun elektabilitasnya merosot pasca tidak menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi.
Dalam kajian SSS disebutkan bahwa terjadi "trend" penurunan perolehan suara partai-partai Islam yang dipengaruhi berbagai hal.
SSS juga menyebutkan parpol berasas dan berbasis massa Islam cenderung menempati posisi papan bawah dalam memperoleh Parlementary Treshold seperti PPP 3,65 persen dan PKB 4,18 persen. Bahkan beberapa partai berbasis Islam menurut kajian SSS tidak lolos PT seperti PAN (2,54 persen), PKS (3,15 persen), dan PBB (0,87 persen).
Kajian SSS itu menggunakan pendekatan Meta Analisis dari hasil survei 20 lembaga survei yang dirilis pada Februari hingga Desember 2013, dan juga menggunakan Focus Group Discussion (FGD).
Sumber data diambil dari publikasi hasil survei, dokumentasi pemberitaan, dan studi pustaka. Skala kesalahan kajian itu 0,01 persen.