Rabu 11 Dec 2013 14:45 WIB

Perayaan Natal dan Tahun Baru, Yogyakarta Berpotensi Hujan Deras

Rep: Nuraini/ Red: Julkifli Marbun
Pemkab Sleman
Foto: antara
Pemkab Sleman

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta meramalkan hujan deras berpotensi turun pada saat perayaan natal dan tahun baru 2014. Curah hujan saat itu bisa mencapai lebih dari 100 milimeter per hari.

Kepala BMKG Yogyakarta, Bambang Suryo Santoso mengatakan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2014. Musim hujan 2013-2014 dinilai masih dalam kategori normal. "Tetapi, kalau ada gangguan, musim hujan berpotensi menyimpang dari normal," ujarnya di Sleman, Rabu (11/12).

BMKG mengatakan musim hujan berpotensi mengalami anomali atau gangguan cuaca jangka pendek. Gangguan tersebut dapat meningkatkan atau mengurangi jumlah curah hujan dalam waktu tiga sampai tujuh hari. Faktor gangguan cuaca jangka pendek tersebut antaralain perubahan pola angin, tekanan udara rendah dan badai tropis di Samudera Hindia.

Curah hujan akan meningkat secara bertahap menjelang Januari hingga Februari 2014. Setelah sampai puncak, curah hujan akan secara bertahap berkurang sampai April 2014. Musim kemudian akan berganti menjadi kemarau.

Dengan curah hujan tinggi, Bambang mengatakan warga Yogyakarta perlu mewaspadai tanah longsor dan banjir lahar dingin di sekitar lereng Gunung Merapi. Sementara untuk daerah pesisir, masyarakat perlu mewaspadai siklon Samudera Hindia yang dapat menimbulkan gelombang tinggi lebih dari tiga meter.

Curah hujan tinggi dinilai akan berpengaruh pada transportasi menjelang Natal dan Tahun Baru. Antisipasi kecelakaan dinilai harus berbeda dari musim libur Lebaran 2013 yang terjadi pada musim kemarau. "Saat ini sudah hujan sehingga perlu diantisipasi jalan licin serta jalan yang cepat rusak karena genangan air," ungkapnya.

Sementara itu, curah hujan tinggi juga berpotensi disertai angin kencang. ancaman angin kencang di Yogyakarta akan tergantung gangguan cuaca jangka pendek. "Kalau memang ada gangguan, angin akan menjadi lebih besar," ujarnya.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Toni Agus Wijaya mengatakan pihaknya akan mengirim informasi peringatan dini setiap enam jam jika ada anomali cuaca. Informasi akan diteruskan ke BPBD, kantor gubernur, dan media massa. "Untuk Natal dan Tahun Baru, kami akan kirim informasi peringatan dini ke stakeholder," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement