Rabu 11 Dec 2013 09:46 WIB

Megawati Kritik Indonesia Gagal Wujudkan Cita-Cita Soekarno

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri
Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri mengkritik pola kepemimpinan nasional. Menurutnya, kepemimpinan nasional Indonesia gagal membawa Indonesia pada cita-cita Trisakti yang diajarkan Soekarno.

"Apakah kita sudah berdaulat di bidang politik? Kita tidak berdaulat di bidang politik karena kita tidak begitu bebas menyampaikan keyakinan kita sebagai bangsa di percaturan dunia," kata Megawati di Jakarta, Selasa (10/12).

Tak cuma gagal membangun kedaulatan politik. Megawati juga menuding pemimpin Indonesia gagal membangun kemandirian pangan. Terbukti dari pelbagai kebutuhan pokok masyarakat yang mesti dipenuhi dengan cara impor.

"Kita mengetahui ada kasus daging impor. Komoditas utama dari bawang, kedelai, cabai, semua impor," ujar Megawati.

Hilangnya kemandirian ekonomi pangan Bangsa Indonesia membuat Megawati prihatin. Dia mengatakan sang ayah (Sukarno) pernah menceritakan langsung kepadanya bahwa kekayaan yang dimiliki Indonesia ibarat untaian zamrud di khatulistiwa.

Megawati mengatakan Indonesia memiliki segalanya mulai dari keanekaragaman hayati di hutan, pertanian, perkebunan, tambang, hingga berbagai jenis ikan laut.

"Itu merupakan rahmat Tuhan. Jadi tidak terbayangkan betapa kayanya kita. Persoalannya bagaimana kita bisa mandiri pada hal tersebut," kata Megawati.

Megawati juga menyesalkan hilannya jati diri bangsa dalam hal budaya. Saat ini menurutnya banyak-banyak anak-anak muda yang sudah tidak lagi memiliki kepribadian nasional dalam kebudayaan. Kebanyakan mereka, kata Megawati, lebih bangga dengan kebudayaan asing ketimbang budaya bangsa sendiri.

"Anak-anak muda sudah tidak mengetahui siapa penyanyi keroncong. Pakaian tradisional mereka sudah tidak tahu," sesal Megawati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement