REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dipersepsi sebagai calon pemimpin yang memiliki komitmen tinggi akan HAM. Penilaian itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan Setara Institute pada 28 November hingga 5 Desember 2013.
Dalam surveinya, Setara melibatkan 200 responden dari 20 provinsi. Respondennya adalah pegiat HAM, akademisi dan juga tokoh masyarakat. Salah satu surveinya adalah mengenai persepsi akan calon pemimpin bangsa yang mempunyai komitmen tinggi terhadap HAM.
"Yang dipersepsi kuat adalah Jokowi dan Mahfud," ujar peneliti Setara Institute Ismail Hasani di Jakarta, Senin (9/12).
Berdasarkan hasil survei, Ismail mengatakan, Jokowi menempati urutan pertama sebagai tokoh yang mempunyai komitmen pemajuan HAM dengan 39 persen. Mahfud berada di urutan kedua dengan persentase 20 persen.
Tak hanya itu, Megawati Sukarnoputri (15,5 persen) dan Jusuf Kalla (13 persen) juga masuk dalam urutan empat besar calon pemimpin yang dinilai mempunyai komitmen akan HAM.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) masuk dalam kelompok dengan persentase rendah. Prabowo dan Ical hanya dipersipasi 0,5 persen responden untuk berperan memajukan HAM di Indonesia.
Menurut Ismail, skor rendah untuk kedua sosok itu bisa terjadi tidak terlepas dari rekam jejaknya. "Seperti Aburizal yang punya masalah. Selain pajak, ada juga soal Lapindo," kata dia.
Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi menilai persepsi respon ini merupakan bentuk harapan. Tokoh yang mendapat skor tinggi diharapkan responden mempunyai perhatian terhadap HAM. Ia mencontohkan soal rekam jejak Mahfud di MK. "Banyak peraturan regulasi yang menghormati HAM," kata dia.