REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistem pengawasan dan monitoring pencegahan dan pemberantasan korupsi dinilai sering kurang efektif. Akibatnya, peluang untuk melakukan tindak pidana korupsi masih terbuka.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar system pengawasan dan monitoring untuk menangani korupsi benar-benar bisa credible dan efektif. “Sistem pengawasan dan monitoring sering kurang efektif sehingga buka ruang korupsi. Tingkatkan system pengawasan dan monitoring berbasis IT yang lebih credible dan efektif,” katanya, Senin (9/12).
Diharapkan dengan sistem yang lebih mumpuni, penelusuran untuk kemungkinan dan potensi korupsi bisa dilakukan. Contohnya penelusuuran perizinan usaha, penyusunan dan penggunaan APBN/APBD, hingga pembayaran pajak dan pengadaan barang dan jasa. Menurutnya, sistem tersebut perlu ditingkatkan sehingga peluang korupsi bisa dikurangi.