Senin 09 Dec 2013 13:20 WIB

Gagal Bakar Poster SBY, Mahasiswa Bentrok dengan Polisi

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Demo Mahasiswa (ilustrasi)
Foto: Antara
Demo Mahasiswa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Beragam cara dilakukan elemen masyarakat untuk memperingati Hari Anti Korupsi sedunia yang jatuh hari ini, Senin (9/12). Mulai dari aksi demo di jalan dan pusat pemerintahan hingga kampanye simpatik untuk menggugah masyarakat ikut mencegah korupsi.

 

Di Kota Semarang, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat IAIN Walisongo, turun ke jalan. Aksi mahasiswa yang dipusatkan di Jalan Pahlawan ini bahkan sempat diwarnai kericuhan antara aparat kepolisian dengan belasan mahasiswa.

 

Hal ini dipicu oleh niat mahasiswa merefleksikan kekecewaan terhadap pemerintah dengan membakar poster SBY- Boediono. Namun niat mahasiswa ini dihalang-halangi oleh aparat kepolisian yang mengamankan aksi demo hingga terjadi ketegangan.

 

Puncaknya saat polisi berusaha merebut poster presiden dan wakil presiden tersebut untuk diamankan. Giliran tindakan polisi mendapatkan perlawanan mahasiswa. Akibatnya aksi dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian pun tak terelakkan. Polisi akhirnya dapat mengamankan poster ini.

 

Dalam aksi ini mahasiswa mendesak pemerintahan RI untuk serius memberangus berbagai tindak pidana korupsi berikut para aktornya. Sikap para mahasiswa ini tercermin dari tulisan yang terpampang dalam spanduk panjang yang mereka usung dalam aksi kali ini.

 

Spanduk sepanjang hampir enam meter ini bertuliskan ‘Ganyang Koruptor Harga mati!’. Mereka bahkan mendesak agar para koruptor dihukum mati. “Kami melihat pemerintah masih terlalu melunak terhadap para aktor korupsi kasus- kasus besar, seperti Century dan  Hambalang,” jelas Abu Fadlol, salah seorang mahasiswa.

 

Indonesia, jelas dia, tetap tidak akan bangkit dari keterpurukan selama masih banyak koruptor yang berkeliaran bebas di negeri ini. “Kita tidak akan pernah makmur karena duit rakyat dihisap para koruptor. Celakanya, pemerintahan SBY terlalu lembek untuk menuntaskan kasus korupsi ini,” tegasnya.

 

Karena itu, masih tegas Fadlol, para aktor intelektual koruptor harus diberangus dan dimusnahkan dari bumi pertiwi ini. Mahasiswa juga meminta Presiden SBY menerjemahkan sikap elemen ini, melalui ketegasan dan keseriusan dalam melawan berbagai tindakan korupsi. “Kami akan menunggu keseriusan dan komitmen pemerintah dalam menekan angka korupsi di negeri ini,” tambahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement