Senin 09 Dec 2013 11:14 WIB

KBRI Pastikan Tak Ada WNI Terlibat Kerusuhan Singapura

Kerusuhan terjadi di Little India Singapura, Ahad (8/12) malam.
Foto: Reuters
Kerusuhan terjadi di Little India Singapura, Ahad (8/12) malam.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura memastikan tidak ada warga Indonesia yang terlibat dalam kerusuhan di Little India, Singapura, Minggu (8/12).

"Sejauh ini tidak ada keterlibatan WNI dalam peristiwa tersebut," kata Diplomat pada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura Fachri Sulaiman kepada Antara, Senin.

KBRI berharap seluruh WNI yang tinggal di Singapura unuk tetap mengikuti imbauan aparat setempat dalam menangambil masalah."Dan berhati-hati dalam beraktivitas di Singapura," kata dia.

Sementara itu, Pemerintah Singapura menangkap 27 tersangka dari Asia Selatan sehubungan dengan kerusuhan, yang jarang terjadi, Minggu malam (8/12), di satu permukiman, Little India, kata polisi dalam siaran pers.

Kerusuhan yang diduga tidak direncanakan itu dipicu oleh kecelakaan fatal lalu lintas antara satu bus dan satu orang di persimpangan Race Course Road dan Hampshire Road.

Kecelakaan itu melibatkan seorang warga negara India yang berusia 33 tahun dan ditabrak oleh bus swasta. Pengemudi bus tersebut cedera dan masih dirawat di rumah sakit.

Polisi mengatakan ada lima kendaraan dan satu ambulans yang rusak selama kerusuhan yang melibatkan 400 orang itu.

Ng Joo Hee, Komisaris Polisi di Pasukan Polisi Singapura, mengatakan dalam taklimat kerusuhan tersebut dapat dipadamkan oleh polisi dalam waktu satu jam setelah pemberitahuan pertama diterima.

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Singapura Teo Chee Hean mengatakan pemerintah "takkan mentolerir prilaku melanggar hukum semacam itu". Ia meminta masyarakat agar tenang dan tidak berspekulasi mengenai kejadian tersebut.

Ia juga menekankan pemerintah akan menangani semua segi peristiwa itu dan semua orang yang terlibat "dengan cara tegas, dan sepenuhnya sesuai hukum".

Aksi kerusuhan jarang terjadi di Singapura selama tiga sampai empat dasawarsa terakhir, tambah polisi negara pulau tersebut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement