Senin 09 Dec 2013 06:19 WIB

288 Unit Rusunawa Siap Dihuni Tahun Depan, Berminat?

Rep: Alicia Saqina/ Red: A.Syalaby Ichsan
Proyek rumah susun sederhana sewa/rusunawa (ilustrasi)
Proyek rumah susun sederhana sewa/rusunawa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tahun 2014, sebanyak 288 unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Rancacili dan Sadang Serang, Kota Bandung, sudah bisa dihuni.

Prioritas utama dibangunnya rusunawa di dua lokasi tersebut, diperuntukkan sebagai tempat tinggal bagi masyarakat Kota Bandung yang berpenghasilan rendah.

Kepala Bidang Perumahan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, Dodit Ardian mengatakan, di dua lokasi dengan total 288 unit rusunawa tersebut, masing-masingnya terdiri dari tiga twinblok. Ia menjelaskan, dua twinblok dibangun untuk Rusunawa di Rancacili dan satu di Sadang Serang.

Dodit mengatakan, setiap twinblok terdiri dari 96 unit rumah sederhana yang dibangun vertikal. ''Sekarang kita tengah persiapkan dulu infrastrukturnya. Seperti listrik, air, dan juga kelengkapan lainnya,'' kata dia, Ahad (8/12), di Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Bandung.

Ia menjelaskan,  masyarakat yang bisa menjadi calon penghuni atas dua rusunawa tersebut, akan ditentukan berdasarkan verifikasi dari daftar tunggu yang telah dilakukan sebelumnya.

Terhitung sejak 2008, setidaknya 3.000 warga telah mendaftarkan diri untuk bisa menyewa dua rusunawa itu. ''Waiting list (daftar tunggu)nya, ada tiga ribu, terdiri dari masyarakat kurang mampu dan berpenghasilan rendah,'' tutur Dodit.

Ia mengungkapkan, pemerintah kota tentu akan memprioritaskan masyarakat dari sekitar lokasi rusunawa berdiri, sebagai calon penghuni rusun.

''Terutama itu untuk masyarakat setempat, guru honorer, dan buruh. Nanti daftarnya dicek dan diverifikasi kembali,'' jelasnya seraya mengatakan, daftar 3.000 warga tersebut sudah ada sejak 2012 dan belum diverifikasi.

Dodit melanjutkan, adapun tim dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rusun, sekarang tengah menelusuri kondisi terkini daftar 3.000 warga tersebut.

Apabila kondisi kehidupan dan finansial warga yang ada dalam ribuan daftar tunggu tersebut membaik, maka posisi mereka pun tak lagi diprioritaskan. ''Kalau sudah tidak lagi mau (menyewa), maka kesempatan bisa dibuka untuk yang lain,'' ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement