REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kondisi Tri Mawarti (36) warga negara Indonesia yang terinfeksi virus flu burung galur H7N9 di Hong Kong, kini dilaporkan membaik setelah sempat mengalami kritis selama dua pekan.
Konsul Muda Penerangan, Sosial dan Budaya Konsulat Jenderal RI di Hong Kong, Sam Aryadi, dalam keterangannya kepada Antara di Beijing, Jumat malam mengatakan pasien sudah tidak lagi menggunakan alat bantu pernafasan.
"Berdasarkan keterangan tim medis di Rumah Sakit Queen Mary, tempat pasien dirawat, meski relatif masih kritis namun kondisinya akan berangsur membaik dan pulih meski perlu waktu agak lama," katanya.
Terkait perkembangan itu, lanjut Sam, pihak KJRI Hong Kong akan terus memantau perkembangan pasien.
Pasien sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit Tuen Mun Hong Kong pada 27 November setelah mengalami demam tinggi sepulang dari Shenzhen untuk membeli ayam.
Karena kondisi yang semakin menurun, maka Tri Mawarti dipindahkan ke Rumah Sakit Queen Mary pada 30 November dan hingga kini mengalami kesulitan bernafas sehingga harus menggunakan alat bantu pernafasan.
Sementara itu 17 orang termasuk majikan, dan keluarga majikan serta beberapa orang yang sempat melakukan kontak dengan pasien, dinyatakan negatif setelah menjalani masa observasi oleh pihak otoritas kesehatan setempat, kata Sam.
Pihak KJRI berkoordinasi dengan otoritas kesehatan setempat juga gencar melakukan sosialisasi upaya pencegahan Flu Burung H7N9 kepada seluruh WNI yang berada di Hong Kong dan sekitarnya.
"Kami sosialisasikan pula melalui media sosial, kepada seluruh WNI untuk menjaga kebersihan pribadi dan lingkungannya, mewaspadai gejala-gejala Flu Burung seperti demam tinggi dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit jika merasakan gejala tersebut," katanya.
Sementara Pemerintah Hong Kong telah menyerukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran avian influenza H7N9 dari tingkat "alert" ke tingkat "serious" dengan mengambil beberapa kebijakan antara lain menunda impor ayam dari tiga peternakan di Shenzhen.
Kemudian meningkatkan pengawasan penyebaran virus H7N9 termasuk pembatasan jam kunjungan ke rumah sakit, melacak keberadaan orang-orang yang diduga telah terinfeksi, inspeksi ke pasar lokal dan peternakan ayam, serta memperketat aturan "biosafety measures" dan "cleansing arrangement" penjualan ayam hidup.