Kamis 05 Dec 2013 16:58 WIB

Seribu Korban Banjir Lombok Butuh Air Bersih

Banjir (ilustrasi)
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Sebanyak 1.525 warga korban banjir di Dusun Kebon Kongok, Desa Suka Makmur Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini membutuhkan pasokan air bersih.

Kepungan banjir luapan Sungai Babak yang muncul sejak Kamis dinihari, telah membuat warga Kebon Kongok kelimpungan karena sumber air bersih mereka yang sebagian besar berasal dari sumur tanah galian, tertutup air banjir bercampur lumpur.

Kepala Desa Suka Makmur Saharudin yang dijumpai di lokasi kejadian menyampaikan, pasokan air bersih sangat mendesak diperlukan sehubungan penduduk korban banjir kini kesulitan untuk kebutuhan minum dan masak-memasak.

"Bagaimana bisa masak, wong semua sumur 'tertimbun' luapan air banjir," ujarnya sambil menunjuk sejumlah sumur galian yang tertutup genangan banjir.

Saharudin menjelaskan, banjir di wilayahnya sebenarnya rutin terjadi setiap tahun, yakni setiap musim penghujan tiba. "Bersyukur kali ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Dulu, pada 2 Januari 2009, banyak rumah hancur dan hanyut, termasuk sejumlah ternak sapi menemui ajal," kata dia.

Dijelaskan lebih jauh, kali ini tiga sekolah terpaksa ditutup agar tidak beresiko terhadap keselamatan siswa. "Sekolah dasar, Tsanawiyah dan Aliyah ditutup, karena bangku-bangku di kelas terendam air," kata lelaki yang biasa dipanggil Alex.

Mengenai keselamatan warga, Alex bersyukur kalau banjir kali ini tidak memakan korban jiwa. "Hanya banyak warga yang menderita gatal-gatal dan batuk. Syukur sudah bisa ditangani oleh petugas kesehatan dari Puskesmas setemnpat," katanya.

Di tempat terpisah, salah seorang sukarelawan RAPI NTB Solichin menjelaskan, warga di kawasan banjir Suka Makmur selama ini memang mengandalkan pasokan air dari sumur tanah galian yang dimiliki masing-masing keluarga.

"Berhubung banjir, maka sumur penduduk pun terendam air sehingga kotor dan keruh. Inilah yang membuat penduduk kebingungan mencari air bersih untuk memasak," jelas Solichin.

Permintaan air bersih, ujar dia, sudah disampaikan penduduk sejak pagi, namun hingga siang hari ini belum ada respon dari pemerintah setempat. "Petugas bilang air bersih masih diusahakan, tapi belum juga datang. Jadi sampai sekarang penduduk belum mendapat pasokan air bersih," katanya.

Sekitar seratus rumah penduduk di wilayah Kebon Kongok tercatat tergenang banjir akibat meluapnya aliran Sungai Babak yang melintang di wilayah tersebut.

Banjir tidak hanya telah merendam tempat tinggal penduduk dengan kedalaman air sekitar 100 cm, tetapi juga menghanyutkan dua rumah milik Amaq Junaedi dan Mashul.

Rumah yang dibangun semi permanen tersebut, hanyut setelah arus Sungai Babak "mengamuk" dengan menggiring aneka sampah dan babatang-batangan ranting pepohonan kering.

Akibat luapan arus sungai yang diperparah dengan menumpuknya sampah di bawah kolong jembatan yang melintang di dusun tersebut, telah mengakibatkan ratusan warga harus mengungsi ke dusun tetangga yang terbebas dari genangan banjir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement