REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sekretaris Forum Pemimpin Redaksi (Forum Pemred) Akhmad Kusaeni menilai media televisi tampak menjadikan koruptor seperti pahlawan. Menurutnya, penayangan tersenyum serta melambaikan tangan ketika hendak diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan koruptor seolah-olah tidak bersalah.
"Kita mengkritik pemberitaan media televisi yang menjadikan para koruptor seperti selebriti, idola, hingga pahlawan yang tersenyum, memiliki mobil mewah dan istri banyak," kata Akhmad di Rangkasbitung, Selasa (3/12).
Selama ini, kata dia, para koruptor yang hendak diperiksa di KPK diwawancarai para media televisi dengan kesan glamour dan mirip selebriti dengan melambaikan tangan dan tersenyum serta fasilitas mewah seakan-akan tidak memiliki sikap malu kepada masyarakat.
"Sebetulnya, koruptor masuk penjahat luar biasa karena merugikan uang negara miliaran hingga triliunan rupiah, namun kami sangat prihatin melihat para koruptor sebagai orang yang bersih dan bermartabat dengan penayangan tersenyum dan melambaikan tangan serta memiliki mobil mewah dan istrinya banyak," papar Akhmad.
Ia mengatakan semestinya media televisi tidak menayangkan para koruptor bersikap glamour, idola, selebritas dan seolah-olah pahlawan, sebab para koruptor itu merupakan perampok dan penjahat uang rakyat mirip harimau berbulu domba dan mereka sangat ganas untuk menguras uang rakyat demi kepentingan pribadi.
"Kami meminta KPK memaksimalkan pengamanan sekuriti bagi pelaku korupsi dengan kedua tangan diborgol ketika hendak menjalani pemeriksaan hingga masuk mobil tahanan," kata Sekretaris Tetap Konfederasi Wartawan Asean itu.
Menurut Akhmad, kejahatan korupsi di negara maju, termasuk Amerika Serikat (AS), disamakan seperti terorisme, karena itu pengamanan sekuriti diperketat dan pelakunya dalam kondisi terborgol kedua tanganya, sehingga saat diwawancarai media dengan kondisi tangan terborgol.
Akhmad mencontohkan direktur IMF yang dilaporkan memperkosa salah satu pelayan hotel di AS, maka ia diperlakukan sebagai penjahat dengan tangan diborgol.