Ahad 01 Dec 2013 23:58 WIB

Pengemis Depok Akan Direkrut Jadi Tukang Sapu Jalan

Rep: Hannan Putra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengemis (ilustrasi)
Foto: Antara
Pengemis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MARGONDA-- Sejak ditemukannya pengemis dengan uang tunai Rp 25 juta di dekat Patung Pancoran Jakarta Selatan, Pemkot Depok mulai menaruh perhatian serius kepada pengemis yang sudah mulai menjamur di kotanya. Satuan Polisi Pamong Praja (Pol-PP) pun dikerahkan untuk merazia pengemis, gelandangan, anak jalanan, dan gepeng.

Setda Kota Depok Jumali mengatakan, pihaknya secara sigap telah merazia para pengemis. "Soal larangan memberi uang kepada pengemis memang ada, tapi tidak terlalu disosialisasikan. Fokus kita saat ini, pengemis itu sendiri yang akan kita pekerjakan. Rencananya jadi tukang sapu jalan," ujarnya kepada Republika, Sabtu (30/11) di Balai kota Depok.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Diah Sadiah mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pol-PP untuk melakukan razia tersebut. Pol-PP telah diterjunkan ke beberapa pusat keramaian tempat pengemis beroperasi seperti di Jalan Margonda, Juanda, Arif Rahman Hakim, Nusantara, Dewi Sartika, Tole Iskandar, hingga ke Jalan Raya Sawangan.

Pengemis yang terjaring razia selanjutnya akan mendapatkan penataran singkat, kemudian akan dipekerjakan. Menurut Diah, ada beberapa alternatif pekerjaan yang ditawarkan kepada pengemis, salah satunya memang menjadi tukang sapu jalanan.

Diah mengatakan, pekerjaan yang akan ditawarkan menurut usia Pengemis atau pengamen tersebut. Bagi yang berumur lebih 45 tahun akan dilihat sejauh mana kesanggupannya untuk bekerja. "Kami akan seleksi untuk melihat komitmen mereka, apa benar-benar mau bekerja," tutur Diah, Jumat (29/11).

Banyak pihak berspekulasi, pengemis lebih enjoy dengan profesinya dan enggan untuk bekerja. Alasannya, pendapatan sebagai pengemis jauh lebih tinggi daripada ia bekerja. Seperti menjadi buruh kasar, gaji yang ia terima kadang tidak sampai Rp 1 juta per bulan. Sementara menjadi pengemis ia bisa mendapatkan dua hingga tiga kali lipat.

"Para pengemis rata-rata tak ada yang mau mengakui berapa pendapatan mereka sehari-hari," tutur Diah.

Pekerjaan yang ditawarkan kepada pengemis sebagai tukang sapu jalanan juga belum tentu akan diminati. Menurut Diah, dari hasil seleksi nanti bisa diketahui, jika pengemis menolak pekerjaan tersebut berarti ada indikasi pendapatannya sebagai pengemis lebih tinggi dari gaji yang ditawarkan.

Namun ia berjanji, jika pengemis benar-benar ada niat untuk bekerja, maka di tahun 2014 mendatang akan mulai dianggarkan di pos anggaran dana untuk pemberantasan pengemis atau anjal. Salah satu bentuk pekerjaan yang ditawarkan adalah sebagai petugas kebersihan kota. Mereka ditugaskan menyapu jalanan kota Depok setiap paginya.

“Rata – rata gaji pesapu di Dinas Kebersihan dan Pertamanan itu Rp 1 juta. Kalau mereka menolak, berarti kan pendapatan mengemis lebih besar dari itu," kata dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement