REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Pemerintah Kota Bengkulu merevitalisasi drainase kota guna mengatasi ancaman banjir.
"Drainase kota kita penuh dengan tumpukan sampah, jadi kita bongkar dan lakukan pembersihan agar tidak terjadi penyumbatan tempat pembuangan air yang mengakibatkan banjir," kata Wali Kota Bengkulu.
Selain mengeruk sampah yang menyumbat drainase daerah itu, dia mengatakan, pihaknya juga menambah saluran air baru guna menghindari banjir kiriman dari hulu sungai yang bermuara di Kota Bengkulu.
"Drainase baru kita utamakan di daerah rawan banjir yang berada dekat dengan sungai, hal itu juga untuk mengganti drainase-drainase yang sudah rusak baik karena faktor umur maupun akibat warga yang menjadikan drainase sebagai tambak, semuanya kita revitalisasi lagi," kata wali kota.
Tingginya intensitas hujan pada akhir tahun 2013 menurut dia menjadi sebuah tantangan bagi pihaknya, karena pemerintah setempat tidak hanya fokus mengatasi banjir, namun juga harus mencegah penyakit-penyakit yang dapat berkembang.
"Kota Bengkulu termasuk daerah endemi malaria dan DBD, dengan genangan air akibat hujan, bisa saja dua endemi ini berkembang," kata dia.
Helmi Hasan sebagai wali kota telah mengistruksikan kepada dinas kesehatan setempat untuk melakukan pengasapan di daerah yang telah dipetakan sebagai daerah endemik malaria.
"Selain melakukan pengasapan, puskesmas juga harus cepat tanggap untuk menangani penyakit yang disebabkan oleh banjir seperti diare, panyakit kulit," katanya.
Selain itu dia juga memberikan intruksi kepada badan penanggulangan bencana daerah setempat dan Dinas Sosial Kota Bengkulu untuk langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat daerah banjir.
"Kita lengsung memantau daerah yang rawan banjir, BPBD dan Dinas Sosial langsung bergerak untuk menyediakan posko perlindungan tempat mengungsi sementara dan bantuan sosial lainnya," kata Helmi.