Jumat 29 Nov 2013 19:24 WIB

BPBD: Korban Banjir di Kutai Mulai Terserang Penyakit

 BANJIR JAKARTA. Warga melintasi salah satu ruas jalan Jakarta yang direndam banjir, Kamis (17/1/2013)
Foto: ANTARA/Wahyu Putro A
BANJIR JAKARTA. Warga melintasi salah satu ruas jalan Jakarta yang direndam banjir, Kamis (17/1/2013)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Warga korban banjir di tiga kecamatan di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, mulai terserang berbagai penyakit.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, Wahyu Widhi Heranata, Jumat (29/11), menyatakan hingga kini genangan air masih terjadi di sejumlah desa di tiga kecamatan, bahkan di Kutai Barat masih terendam air cukup dalam.

"Saat ini, sebagian warga yang menjadi korban banjir mulai terserang diare dan gatal-gatal," ungkap Wahyu, Jumat (29/11) petang. Saat ini banjir telah menggenangi 214 rumah yang dihuni 292 Kepala Keluarga di Kecamatan Nyuatan.

Di Kecamatan Damai, kata dia, sebanyak 600 rumah yang dihuni 951 Kepala Keluarga atau 3.699 jiwa yang terendam. "Masih ada dua kampung di Kecamatan Damai yang belum terdata tentang jumlah rumah dan warga yang menjadi korban banjir," kata Wahyu.

Banjir terparah, lanjut dia, terjadi di Kecamatan Muara Lawa yang merendam 986 rumah yang dihuni 1.049 Kepala Keluarga. "Kami (BPBD Kaltim) dan sejumlah instansi terkait maish terus memantau perkembangan banjir di Kabupaten Kutai Barat, termasuk mendata jumlah warga yang rumahnya terendam banjir," ujar Wahyu.

Banjir di Kabupaten Kutai Barat sudah berlangsung sejak Jumat 22/11). Sebagian warga korban banjir di Kecamatan Muara Lawa, kata dia, telah diungsikan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Barat.

Di Kampung Cempedas, sebanyak 105 rumah yang dihuni 121 KK terendam dengan ketinggian air dalam rumah warga 10-15 sentimeter.

Di Kampung Muara Lawa, lanjut Wahyu, tercatat 420 rumah yang dihuni 450 KK terendam dengan ketinggian air 20-100 sentimeter.

Sementara itu, di Kampung Banggeris sebanyak 56 rumah dengan 61 KK terendam dengan ketinggian air 20-150 sentimeter.

Akibat banjir yang melanda kawasan Kecamatan Muara Lawa tersebut, sejumlah sekolah sempat diliburkan.

"Sejumlah sekolah sempat diliburkan sejak Sabtu (23/11) bahkan pelayanan kesehatan juga sempat terganggu," ungkap seorang warga korban banjir di Desa Lambing, Kecamatan Muara Lawa, Tomy Tius, saat dihubungi dari Samarinda, Selasa (26/11).

Ia mengatakan sekolah yang diliburkan akibat banjir yang melanda Desa Lambiang sejak empat hari terakhir, yakni Sekolah Dasar (SD) 01, 02 dan 03 Kecamatan Muara Lawa, SMPN 8 dan SMA Negeri 9 Sendawar. Dia mengatakan, ketinggian air di beberapa kawasan bahkan mencapai tiga meter.

Banyak warga yang sudah mengungsi sementara sebagian masih tetap bertahan dengan membuat panggung di dalam rumah. Ketinggian air di sejumlah tempat sudah mencapai tiga meter bahkan ada beberapa rumah yang terlihat tinggal atapnya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement