Jumat 29 Nov 2013 06:00 WIB

Wagub Jatim: Neraca Perdagangan Jatim Surplus Rp 39,55 Triliun

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad
Syaifullah Yusuf
Syaifullah Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim) Saifullah Yusuf menjelaskan, neraca perdagangan Jatim pada triwulan III tahun 2013 yaitu surplus Rp 39.550.305,03 triliun atau senilai 3.557,96 juta dolar AS. 

"Hal ini dikarenakan ekspor Jatim mencapai Rp 426.772.012,72 triliun atau 38.392,59 juta dolar AS dan berada di atas impor yang mencapai Rp 387.221.707,69 triliun atau 34.834,63 juta dolar AS," katanya saat membuka Indonesian-French Seminar On Paper Industry di Surabaya, Jatim, Kamis (28/11) seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.

Ia menjelaskan, surplus perdagangan terjadi karena menguatnya sektor perdagangan antar pulau. Rinciannya, ekspor antar pulau sebesar Rp 251.623.096,78 triliun atau 22.636,12 juta dolar AS atau 58,96 persen dari total ekspor Jatim. Sedangkan impor antar pulau sebesar Rp 201.451.211,46 triliun atau sebesar 18.122,64 juta dolar AS.

Nilai itu sebesar 52,02 persen dari total impor Jatim. Menguatnya perdagangan antar pulau tersebut, kata Gus Ipul, mampu menutupi defisit perdagangan luar negeri.

Dari total perdagangan luar negeri pada periode Januari-Agustus 2013 yang mencapai 21,65 juta dolar AS, ekspor Jatim hanya 9,61 juta dolar AS. Sedangkan impor mencapai 12,04 juta dolar AS. Sehingga Jatim mengalami defisit sebesar 2,43 juta dolar AS dari perdagangan luar negeri.

"Secara keseluruhan, kinerja perdagangan Jatim tetap positif berkat surplus dari perdagangan antar pulau Jatim," katanya.

Selain faktor perdagangan antar pulau, positifnya kinerja perdagangan Jatim  juga disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, meningkatnya kinerja investasi. Faktor kedua, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang semakin rendah, dan faktor ketiga, terus menurunnya kemiskinan di Jatim.

"Kinerja investasi Jatim pada triwulan III mencapai Rp 102,43 triliun, meningkat 72,27 persen dari triwulan III tahun 2012 yang sebesar Rp 76,1 triliun," ujarnya.

Sedangkan realisasi investasi pada triwulan III 2013 sebesar Rp 97,51 triliun atau naik 8,28 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2012 yang mencapai Rp 90,03 triliun.

Permodalan di Jatim cukup efisien, hal ini dibuktikan dengan nilai ICOR yang terus menurun dari tahun ke tahun. Pada 2009, ICOR Jatim sebesar 3,59, tahun 2010 turun jadi 3,30, kemudian tahun 2011 menjadi 3,09 dan pada 2012 turun lagi menjadi 2,92. Artinya investasi di Jatim menjanjikan imbal balik yang signifikan. Angka kemiskinan juga terus menurun.

Pada 2009, jumlahnya sebanyak 6.022.590 orang atau 16,68 persen dari total penduduk Jatim. Kini, jumlah itu turun menjadi 4.771.269 orang atau  12,55 persen dari penduduk Jatim.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga menurun, pada 2009 jumlahnya mencapai 4,91persen atau sebesar 1.011.951 orang, sampai dengan Agustus 2013, jumlah tersebut menurun menjadi 4,33 persen atau tinggal 871.000 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement