REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat kaget dengan berita adanya pengemis yang membawa uang Rp 25 juta yang disimpan rapi menggunakan sejumlah plastik hitam. Walang, si pengemis tajir itu, mengakui bahwa uang yang terjaring razia di kolong flyover Pancoran itu adalah miliknya.
Lantas, dari manakah Walang mendapatkan uang sebesar Rp 25 juta itu? Warga Kampung Waladin, RT 24/06 Kelurahan Pasir Bungur, Kecamatan Purwodadi ini mengaku, uang sebanyak itu dihasilkan dari tabungan miliknya. Ia terpaksa membawa uang itu lantaran khawatir jika ditinggal di rumah, diambil oleh anak tirinya. Terlebih, Walang punya pengalaman pahit sebelumnya yakni kehilangan uang Rp 8 juta yang diduga dicuri oleh anak tirinya.
Walang pun mengaku enggan menyimpan uang tersebut di bank lantaran tak ingin repot. "Repot kalau disimpan di bank. Mending dibawa-bawa, tapi jujur khawatir juga sih," ujar Walang di PSBI Bangun Daya II, Cipayung, Jakarta Timur, seperti dilansir situs beritajakarta.
Dikatakan Walang, uang sebanyak itu didapat dari usaha penjualan kambing dan sapi di kampung halamannya. Uang sebesar itu, sambungnya, akan digunakan dirinya berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Sejauh ini, Walang mengaku sudah menyetorkan uang sebesar Rp 15 juta kepada salah satu biro perjalanan haji di Subang sebagai biaya pendaftaran. Walang sendiri mengaku akan berangkat haji pada tahun 2019 mendatang.
Mantan pengayuh becak selama 21 tahun di Bekasi ini mengaku, setiap bulan harus menyetorkan cicilan biaya haji sebesar Rp 1,4 juta. Lantaran usaha penjualan kambing dan sapinya tidak diteruskan lagi, ia pun akhirnya nekat datang ke Jakarta untuk menjadi pengemis dengan mengharap belas kasihan warga ibu kota.
Dalam sehari mengemis, keduanya bisa meraup Rp 100-200 ribu. Bahkan, saat Hari Raya Idul Fitri lalu, masing-masing memperoleh uang sebesar Rp 1 juta. "Jadi, uang Rp 25 juta itu terdiri dari Rp 20 juta hasil dari penjualan kambing dan sapi. Sedangkan sisanya ya hasil dari mengemis," kata Walang.