Selasa 26 Nov 2013 17:23 WIB

Pemkot Bandung Berencana Pesan 100 Unit Bus Listrik

Rep: Alicia Saqina/ Red: Yudha Manggala P Putra
Prototip bus listrik membawa rombongan berkeliling saat digelar Fun Drive Mobil Listrik Nasional di sela peluncuran Hakteknas Ke-17 di halaman Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (26/6).
Foto: FOTO ANTARA/Ismar Patrizki
Prototip bus listrik membawa rombongan berkeliling saat digelar Fun Drive Mobil Listrik Nasional di sela peluncuran Hakteknas Ke-17 di halaman Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana memesan 100 unit bus listrik hasil karya tangan anak bangsa.

Kendaraan massal berbasis listrik keluaran Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) RI itu, nantinya akan pemkot gunakan sebagai alat transportasi bagi pelajar di Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, bus berbahan bakar non-BBM ini sangat cocok dioperasikan di perkotaan. ''Ya mimpi kita, hitungannya itu 100 bus. Nanti, kita tunggu kabar dari pusat,'' ujar Ridwan, Selasa (26/11), di Balai Kota.

Jika pemerintah pusat telah siap dalam penyediaan massal bus berbasis listrik itu, maka Pemkot Bandung pertama kali akan memesannya agar dapat digunakan secara gratis oleh para pelajar.

Dalam kesempatan uji coba di Kota Bandung itu, pemkot baru memesan dua unit bus berbasis listrik ini hanya untuk keperluan wisata.

''Untuk sampai bisa diproduksi, ini harus melewati beberapa tahapan dan katanya hingga level sembilan. Mudah-mudahan bisa diproduksi secepatnya,'' harapnya.

Pria yang akrab disapa Emil itu mengungkapkan, Pemkot memang memiliki program pembelian sejumlah bus sekolah, yang untuk pelajar ongkosnya digratiskan.

''Idealnya, warga kota menggunakan transportasi publik yang operasionalnya tidak mahal dan juga ramah lingkungan,'' ujarnya yang sangat antusias dengan hadirnya bus bertenaga listrik itu.

Selain ramah lingkungan, bus bertenaga listrik itu, ungkapnya, cukup mampu digunakan untuk waktu yang lama. Hanya diisi oleh pasokan listrik berkekuatan tertentu, bus listrik itu mampu dioperasikan selama seharian penuh.

''Prinsipnya, setiap menempuh jarak 100 kilometer itu harus dicharge. Taksi 100 kilometer kalau di Bandung itu sudah sehari semalam,'' ungkapnya.

Seusai menjajal bus listrik ini, Emil mengungkapkan, berada di dalamnya cukup nyaman. Hanya saja memang, setiap sopir menekan tuas gas, dirinya masih merasakan hentakan-hentakan.

''Tapi tidak masalah, karena kan yang ditempuh dalam kota,'' ungkapnya yang juga menyatakan, Pemkot Bandung kini masih belum bisa menghadirkan bus gratis bagi mahasiswa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement