Selasa 26 Nov 2013 14:16 WIB

Pemprov DKI Jakarta Tawarkan Proyek Investasi ke Cina

Pengerjaan proyek infrastruktur jalan layang tol akses Pelabuhan Tanjung Priok-Simpang Jampea, Jakarta Utara.
Foto: Antara/Wahyu Putro
Pengerjaan proyek infrastruktur jalan layang tol akses Pelabuhan Tanjung Priok-Simpang Jampea, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menawarkan beberapa proyek investasi kepada para pengusaha Cina, antara lain di sektor transportasi, infrastruktur, makanan-minuman dan perumahan.

Kepala Bidang Promosi Badan Penanaman Modal dan Promosi Pemprovi DKI Jeje Nurjaman di Beijing, Selasa (26/11) mengatakan, 70 persen perekonomian Jakarta digerakkan oleh sektor perdagangan, konstruksi dan manufaktur 27,9 persen serta pertambangan, agrikultur 0,6 persen. Jeje menambahkan, Jakarta menyumbangkan 13 persen terhadap produk domestik bruto (GDP) Indonesia.

Ia memaparkan perekonomian Jakarta pada 2013 akan mengalami pertumbuhan 6,4 hingga 6,8 persen dengan tingkat inflasi sekitar empat hingga lima persen. "Ini menjadikan Jakarta memiliki iklim investasi yang menjanjikan," kata Jeje dihadapan 70 pengusaha Cina.

Ia menambahkan pertumbuhan ekonomi Jakarta akan meningkat di tahun-tahun mendatang sekitar 0,3 persen terutama jika mega proyek infrastruktur berupa monorel berhasil diselesaikan tepat waktu. Jeje memaparkan beberapa proyek infrastruktur yang sudah ditetapkan Pemprov DKI Jakarta selain monorel antara lain pembangunan pelabuhan Kalibaru, enam proyek jalan tol selain tol Depok-Antasari dan MRT tahap I.

Jeje mengatakan Cina kini menjadi peluang dan tantangan tersendiri bagi Indoneia, khususnya DKI Jakarta. Sehingga kami merasa perlu untuk memanfaatkannya untuk mendukung pembangunan perekonomian di Jakarta. Jakarta, lanjut dia, memiliki target untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7,3 persen apalagi Jakarta kini memiliki tingkat daya saing tertinggi diantara 33 provinsi di Indonesia dengan skor 1.7576, disusul Jawa Timur dengan skor 0,6644.

"Dengan indikator itu terlihat jelas bahwa tingkat daya saing dan pertumbuhan ekonomi tertinggi masih terpusat di Jawa khususnya di Jakarta," kata Jeje.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement