REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, Fachrori Umar menyatakan perlu dicermati bahwa untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi perlu melakukan penggeseran dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.
Selama ini, struktur PDRB Provinsi Jambi masih tertumpu pada sektor pertanian sebesar 29,5 persen yang didominasi oleh perkebunan kelapa sawit dan karet, kata wagub saat membuka Seminar Nasional Bank Pembangunan Daerah (BPD) seluruh Indonesia di Jambi, Sabtu (23/11).
Oleh sebab itu, di masa yang akan datang Pemprov Jambi yang didukung kalangan swasta, akan terus memfasilitasi agar produk kelapa sawit, yang selama ini hanya diolah menjadi produk setengah jadi seperti CPO, akan diupayakan untuk diolah menjadi minyak goreng.
Wagub optimistis melalui dukungan perbankan yang handal dan pemerintah daerah berupa insentif dan kemudahan berinvestasi, industri hilirisasi komoditi kelapa sawit dan karet secara bertahap akan berkembang, sehingga sektor sekunder dan tersier di Provinsi Jambi akan semakin berkembang.
Kepada peserta, Fachrori menyatakan perlunya dilakukan pembenahan ke dalam dan mengedukasi masyarakat pengguna jasa perbankan, agar tidak mengalami kerugian akibat tidak dapat mengakses informasi secara cepat.
Wagub juga minta seluruh peserta seminar untuk melakukan diskusi tentang apa yang bisa dilakukan oleh Bank Pembangunan Daerah guna mengantisipasi agar jangan sampai terjadi krisis ekonomi dan memperkuat kondisi perekonomian daerah dan negara.
"Pengaruh krisis global saat ini masih ada, meskipun tidak sebesar dua tahun yang lalu, namun perlu disikapi dengan bijak serta penuh perhitungan," ujarnya.
Ketua Umum Forum Komunikasi Dewan Komisaris Perbankan (FKDK-P) Pusat Agus Subekti menyatakan BPD harus peduli terhadap krisis dan untuk memperkuat BPD, pemerintah daerah dan DPRD harus mendorong terciptanya BPD yang lebih solid, terutama dari sisi rasio kecukupan modal dan likuiditas.
Sebelumnya, Ketua FKDK-P Wilayah Barat Islahudin menjelaskan bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih tergolong sulit, salah satu indikatornya ialah melemahnya nilai tukar rupiah.
Oleh sebab itu, ia mengajak BPD untuk berkontribusi memperkokoh perekonomian daerah, yang nantinya berakumulasi terhadap semakin kuat dan stabilnya kondisi ekonomi Indonesia.
Seminar Nasional BPD seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh Bank Jambi itu mengambil tema 'Krisis Ekonomi Global dan Pengaruhnya terhadap Operasional Industri Keuangan dan Perbankan di Indonesia.'
Tampil sebagai pembicara antara lain Senior Financial Sector Specialist Bank Dunia Djauhari Sitorus dan Komisaris Independen Bank Sumsel Babel Rozi A. Sabil.