Sabtu 23 Nov 2013 18:09 WIB

Abraham Samad Minta Golkar Buat 'Code of Conduct'

Rep: Ira Sasmita/ Red: Mansyur Faqih
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyarankan setiap partai politik memiliki kode etik (code of conduct). Sehingga parpol tersebut bersih dari parktik korupsi.

"Saya imbau, kalau parpol ingin bersih dari praktik korupsi, maka suka atau tidak suka parpol harus bebrbenah, buat code of conduct," kata Samad saat menjadi pembicara pada Rapimnas Partai Golkar, di Hotel JS Luwansa, Sabtu (23/11).

Kode etik bagi semua kader parpol, menurut Samad, merupakan hal kecil yang luput dari perhatian semua parpol peserta pemilu 2014. Tanpanya, parpol tidak akan bisa menghasilkan kader-kader yang bersih dan berkualitas. 

"Kalau enggak punya kode etik bisa saja orang-orang bermasalah jadi kader terbaik dari parpol. Bisa saja jadi gubernur, tapi gubernur yang berdarah dingin," ujarnya.

KPK, Samad melanjutkan, bisa kokoh dan kuat hingga saat ini karena memiliki kode etik yang ditaati bersama. Dia pun menyarankan Golkar sebagai partai yang mapan untuk membentuk melakukan hal yang sama.

"Sebagai partai yang sudah mapan, harusnya Golkar harus mulai untuk mulai bentuk code of conduct," kata dia.

Golkar juga disarankan untuk memastikan semua kadernya yang jadi pimpinan kepala daerah untuk tidak membiarkan adanya kebocoran. Mulai dari kebocoran penganggaran APBD dan penggunaannya. Kemudian memastikan pengadaan barang dan jasa berlangsung transparan dan akuntabel. Serta pelayanan publik berjalan baik tanpa pungutan liar.

"Kalau kader Golkar yang menjadi pimpinan negara, kami harap kembali membenahi unsur paling penting. Ketahanan pangan, sumber daya alam minerba dan gas, serta penerimaan pajak. Tidak terjadi kebocoran lagi," jelas Samad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement