Sabtu 23 Nov 2013 06:16 WIB

Australia Menyadap, Ini Balasan dari TNI AU

 Sejumlah prajurit Korpaskhas TNI Angkatan Udara/ilustrasi (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Sejumlah prajurit Korpaskhas TNI Angkatan Udara/ilustrasi (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) menarik lima pesawat tempur F-16 dari pelatihan gabungan Elang Ausindo di Australia sebagai reaksi atas penyadapan pemerintah Australia terhadap telepon sejumlah pejabat Indonesia.

Kelima pesawat itu sudah tiba di Pangkalan Udara Iswahyudi Magetan, Jawa Timur, Jumat siang, kata Komandan Wing III Lanud Iswahyudi Magetan, Kolonel Penerbang Minggit Prabowo, Jumat malam. "Penarikan tersebut sebagai salah satu kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pascapenyadapan intelijen Australia terhadap sejumlah pejabat negara, termasuk Presiden dan Ibu Negara," ujarnya.

Elang Ausindo di Australia seharusnya berlangsung hingga 24 November 2013. Pemerintah Indonesia juga menarik 60 personel TNI-AU yang mengikuti pelatihan gabungan tersebut. Para personel tiba di Lanud Iswahyudi Magetan dengan pesawat Hercules.

Minggit Prabowo menambahkan, pesawat tempur F-16 yang ditarik dari Australia akan dioperasikan untuk tugas pengamanan negara. "Setelah ini, pesawat akan difokuskan untuk patroli pengamanan negara," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Indonesia dikejutkan oleh tindakan penyadapan intelijen Australia terhadap nomor telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan sejumlah menteri. Hingga kini pemerintah Indonesia masih mengusut tindakan tersebut. Presiden Yudhoyono mengirim surat resmi kepada Perdana Menteri Australia untuk meminta penjelasan atas kasus itu.

Selain mengirim surat resmi, Presiden menyatakan akan menghentikan sejumlah kerja sama yang sudah terjalin dengan Australia, termasuk juga latihan militer antara kedua negara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement