REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Jumlah kunjungan turis Australia yang datang berlibur ke Bali turun dalam tiga bulan terakhir ini, namun penurunan itu bukan sebagai dampak dari memanasnya hubungan politik bilateral antara Indonesia dan Australia.
"Berfluktuasi jumlah kunjungan turis dari suatu negara soal biasa," kata praktisi Pariwisata Bali Tjok Gede Agung di Denpasar, Jumat (22/11).
Sebagaimana data dari Dinas Pariwisata setempat menyebutkan kunjungan turis Australia ke Bali selama Juli 2013 tercatat 74.634 orang berkurang menjadi 71.701 orang bulan berikutnya, dan turun lagi menjadi 67.684 orang selama Oktober 2013. Namun secara keseluruhan turis Australia ke Pulau Dewata masih terbanyak yakni 668.902 orang selama Januari-Oktober 2013, turun 2,25 persen jika dibandingkan periode sama 2012 mencapai 684.312 orang.
Keberadaan turis Australia masih tercatat mendominasi yakni 25,03 persen dari total turis asing yang berlibur ke Bali yakni 2.672.249 orang. Menurut dia berkurangnya kedatangan turis Australia ke Bali saat ini tidak ada kaitannya terhadap peristiwa penyadapan sejumlah pejabat tinggi negara oleh Australia.
Tjok Agung mengatakan, berkurangnya turis Australia ke Bali terakhir ini kemungkinan akibat kondisi ekonomi dan itu hanya bersifat sementara. Kedatangan turis negara tetangga tersebut hingga kini belum terkalahkan dalam jumlah yang datang berlibur ke Bali, walau pelancong asal Cina bertambah terus berlibur ke sini.
Jumlah turis Cina yang datang ke Pulau Dewata sudah tercatat sebanyak 329.426 orang selama sepuluh bulan I-2013 naik 23,22 persen jika dibandingkan periode sama 2012 yang hanya 267.353 orang. Kehadiran turis Cina tersebut ada diurutan dua setelah Australia dengan memasok 12,33 persen turis ke Bali kemudian disusul dari Jepang sebanyak 171.670 orang atau peranannya baru 6,42 persen.