Kamis 21 Nov 2013 18:18 WIB

Ini Tiga Nama Alternatif Solusi Layak Capres Golkar

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi jajaran pengurus DPP memimpin sidang pleno di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Sabtu (13/10).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi jajaran pengurus DPP memimpin sidang pleno di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Sabtu (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga ketua umum organisasi kemasyarakatan pendiri Partai Golkar dinilai layak menjadi calon presiden sebagai alternatif solusi atas elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie yang stagnan.

Politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang, di Jakarta, Kamis (21/11), menilai tiga ketua umum ormas pendiri Partai Golkar yang dikenal dengan sebutan Tri Karya, bisa menjadi solusi atas terhentinya elektabilitas Aburizal Bakrie. Ketiga Ketua Umum tiga ormas itu adalah Ketua Umum DPP MKGR Priyo Budi Santoso, Ketua Umum DPP Kosgoro 1957 Agung Laksono, dan Ketua Umum DPP SOKSI Ade Komaruddin.

Zainal Bintang menyoroti elektabilitas Ical yang tidak juga mengalami percepatan. "Ahli waris yang merasa lebih Golkar daripada ketua umum sekarang berpeluang untuk mengisi pencapresan," ucapnya.

Tidak meningkatnya elektabilitas Ical, menurut Zainal Bintang, bisa menyandera elektabilitas Partai Golkar di Pemilu 2014 dan hal itu tentu sangat tidak menguntungkan Partai Golkar. Oleh Karena itu, katanya, jika memang elektabilitas Ical tidak juga naik maka tiga tokoh, yang sekarang menjadi ketua umum ormas pendiri Partai Golkar, bisa dimajukan untuk menggantikan Ical. "Ini perlu dilakukan agar Partai Golkar tidak mengalami kekalahan lagi," tukas dia.

Menurut Zainal, Priyo Budi Santoso pantas menggantikan Ical karena selain elektabilitas di survei cukup bagus, Priyo adalah Ketua Umum MKGR dan Wakil Ketua DPR. Begitu juga dengan Agung Laksono yang juga Menko Kesra. "Ade Komarudin juga bagus, tetapi masih lebih tinggi dan seksi Agung dan Priyo," ujarnya.

Zainal mengatakan Partai Golkar harus membebaskan diri dari penyanderaan sebelum mengalami kekalahan di Pemilu Legislatif 2014. Ical disarankan untuk menunjuk figur lain, atau Ical bisa mengembalikan pencapresan ke partai untuk mencari kader-kader yang dirujuk melalui survei.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement