Rabu 20 Nov 2013 22:22 WIB

Banyak Politisi Tak Memiliki Fatsun Politik?

Partai politik / ilustrasi
Foto: tst
Partai politik / ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Banyak politisi tidak memiliki etika dan fatsun politik atas anak negeri sehingga masih bersikap borjuis, kata pengamat politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Zuly Qodir.

"Sikap borjuis para elit politik diperparah dengan sikap ketidakpedulian terhadap rakyat yang masih sengsara, lapangan kerja kurang memadai, dan fasilitas umum tidak layak lagi digunakan," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Pada seminar "Budaya Politik Menuju Pemilu 2014 yang Berperadaban", ia mengatakan calon anggota legislatif yang ikut dalam pemilu pada awalnya peduli pada masyarakat, tetapi setelah duduk di kursi dewan lupa pada rakyat.

"Kondisi itu menyebabkan budaya politik masyarakat menjadi apatis, karena memandang pemilu bukanlah perayaan penting bahkan cenderung tidak bermanfaat bagi kelangsungan hidup mereka," katanya.

Menurut dia, sikap apatis masyarakat itu tercermin dari jumlah golongan putih (golput) pada masa pemilu dari tahun ke tahun semakin meningkat.

"Pada Pemilu 1999 atau era reformasi jumlah golput sekitar 6,4 persen, sedangkan Pemilu 2009 golput sekitar 29,6 persen. Pada Pemilu 2014 diperkirakan jumlah golput akan mencapai 40 persen," katanya.

Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu mengatakan peningkatan persentasi golput itu disinyalir karena ulah atau perilaku buruk para elit politik.

"Namun demikian, kita harus optimistis untuk bangkit, masih ada harapan dan masih banyak pemuda yang mempunyai semangat baja untuk kebaikan negeri ini. Pikiran konstruktif dibutuhkan untuk perubahan Indonesia yang lebih baik, bukan pencitraan elit politik," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement