REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aktivitas Gunung Merapi setelah letusan freatik, Senin pagi (18/11) kemarin, kini mulai normal kembali.
"Aktivitas Merapi kembali normal. Sejauh ini tidak ada perkembangan signifikan," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geolologi (BPTKG) Yogyakarta, Subandriyo, Selasa (19/11).
Menurut Subandriyo, saat ini kondisi Merapi sama dengan kondisi sebelum letusan terjadi. Diakuinya, pasca letusan kemarin tercatat hanya satu kali gempa vulkanik di puncak Merapi dan guguran kecil juga terjadi. Setelah itu aktivitas Merapi kembali normal.
"Ini menunjukkan bahwa letusan kemarin hanya aktivitas supervicial, aktivitas di permukaan saja karena interaksi gas dengan air hujan, bukan karena aktivitas magmatis," ujarnya.
Meski begitu ia mengatakan, BPPTKG merekomendasikan agar pendakian Merapi hanya sampai di bawah 1 kilometer dari puncak.
Meski begitu BPPTKG merekomendasikan agar warga di lereng Merapi sudah beraktivitas kembali. Namun, warga masih tetap diminta untuk waspada. Pasalnta kemungkinnan letusan freatik bisa kembali terjadi.
"Selain itu ada ancaman bahaya sekunder berupa banjir lahar dingin pada musim hujan ini," katanya.
Sebab ia mengatakan, material vulkanik Merapi bekas erupsi 2010 masih mencapai 60 juta meter kubik. Tumpukan material ini bisa saja meluncur bersama air hujan.