Selasa 19 Nov 2013 22:31 WIB

Jokowi Sebut Pengerukan Waduk Berjalan Hingga Tahun Depan

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menilai kondisi waduk yang ada di wilayah ibu kota saat ini masih terbilang buruk. 

"Kondisi seluruh waduk di Jakarta sekarang ini buruk karena sudah puluhan tahun tidak dikeruk. Bayangkan saja, puluhan tahun. Sehingga endapan lumpurnya banyak sekali dan waduk tidak mampu menampung banyak air," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (19/11). 

Karenanya, ujar dia, program penanganan banjir melalui pengerukan waduk di ibu kota akan terus dilakukan hingga 2014.

"Sampai tahun depan, pengerjaan pengerukan waduk akan terus kita lakukan. Sehingga kedalaman yang ideal bisa kita capai dan waduk benar-benar dapat menjalankan fungsinya sebagai penampung air," ujar Jokowi. 

Dia menuturkan, pengerukan yang dilakukan hingga akhir tahun ini masih belum bisa mencapai kedalaman yang ideal. Sehingga harus dilanjutkan hingga tahun depan. 

"Kalau sampai akhir tahun ini, paling-paling kedalamannya baru mencapai 20 persen. Sedangkan, menurut kita, kedalaman yang ideal itu adalah sekitar empat meter," tutur Jokowi. 

Idealnya, sambung dia, pengerjaan pengerukan waduk dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Bahkan, disertai perawatan dan pemeliharaan. Sehingga kondisi waduk senantiasa terpantau dengan baik. 

Namun, dia menyadari, terdapat kendala yang menghambat proses pengerukan waduk di Jakarta. Yaitu banyaknya pemukiman warga di bantaran waduk-waduk tersebut. 

"Banyaknya pemukiman warga itu menyulitkan pergerakan alat-alat berat kita ketika bekerja, seperti eskavator. Selain itu, rumah-rumah warga juga mudah sekali amblas, sehingga harus hati-hati sekali ketika melakukan pengerukan," ungkap Jokowi. 

Dia menambahkan pengerjaan pengerukan waduk seharusnya dibarengi juga dengan pembangunan rumah susun (rusun). Sehingga ketika akan dilakukan pengerukan, warga sudah lebih dulu direlokasi ke rusun yang tersedia. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement