Selasa 19 Nov 2013 14:47 WIB

Pelajar Indonesia di Australia Diimbau Tetap Tenang

Rep: Esthi Maharani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.
Foto: brecorder.com
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -– Sebagai respon atas kegiatan penyadapan yang diduga kuat dilakukan oleh Pemerintah Australia terhadap Presiden Republik Indonesia dan sejumlah pejabat tinggi negara, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Dr. Marty Natalegawa mengumumkan pada Senin, 18 November 2013, bahwa Pemerintah RI memutuskan untuk memanggil pulang Duta Besar RI di Canberra untuk melakukan konsultasi.

Menyikapi keputusan tersebut dan sekaligus menjawab berbagai pertanyaan yang masuk ke Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia Pusat (PPIA), maka PPIA Pusat menghimbau kepada seluruh pelajar Indonesia di Australia untuk tetap tenang dan proporsional dalam menyikapi hal ini serta menghormati langkah-langkah diplomasi yang dilakukan oleh kedua negara dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

“Kami menghimbau supaya rekan-rekan pelajar di Australia tetap menjalankan aktivitas belajar seperti biasa dan kita hormati sepenuhya langkah-langkah diplomasi bilateral yang tengah dilakukan oleh kedua negara,” ujar Ketua Umum PPIA Pusat Pan Mohamad Faiz.

Faiz, yang saat ini menempuh studi doktoral di bidang hukum di The University of Queensland, menambahkan bahwa PPIA Pusat, pada Senin malam (18/11), telah bertemu langsung dengan Duta Besar RI untuk Australia Bapak Nadjib Riphat Kesoema dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Ronny Rachman Noor terkait keberlangsungan proses dan aktivitas belajar dari para pelajar Indonesia di Australia.

“Perwakilan RI di Australia, khususnya Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Canberra, telah memastikan akan tetap memberikan dukungan penuh terhadap proses dan aktivitas belajar bagai para pelajar Indonesia di Australia. Mereka bahkan juga siap dihubungi kapan saja apabila ada kendala atau hambatan yang dialami oleh pelajar Indonesia di Australia,” kata Faiz.

Terkait dengan perkembangan dan informasi terbaru terhadap hal ini, PPIA Pusat akan mengabarkannya kepada pelajar Indonesia di Australia melalui saluran-saluran komunikasi resmi organisasi, seperti website www.ppi-australia.org, mailing list PPIA Pusat, dan akun Twitter @PPIAustralia.

Berdiri sejak tahun 1981, PPIA adalah salah satu organisasi mahasiswa Indonesia terbesar di luar negeri. Berdasarkan data resmi per Desember 2012, Kedutaan Besar RI di Canberra mencatat terdapat 17.514 pelajar asal Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Australia.

Lebih dari 80 persen pelajar Indonesia di Australia belajar di sekolah atau perguruan tinggi di negara bagian New South Wales, Victoria, dan Western Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement