REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik UI, Iberamsjah menilai, Hary Tanoesoedibjo dan Dinno Pati Djalal tidak terlalu cocok mendampingi Wiranto dalam pilpres. Sebab elektabilitas Wiranto pun tidak cukup tinggi.
"Namun antara Dino dan Hary Tanoe, masih mendingan Dino untuk mendampingi Wiranto maju nyapres. Setidaknya Dino merupakan tokoh terpelajar lulusan Amerika, selain itu juga dubes Amerika yang pergaulannya luas di dunia internasional," kata Iberamsjah, Senin, (18/11).
Soal pengetahuan, tambahnya, Hary Tanoe tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Dino. "Namun kalau Hary digantikan Dino, duit untuk pencapresan dari mana?" ujarnya.
Karena, ujarnya, untuk berkampanye membutuhkan uang yang banyak. Itu kenapa Wiranto memutuskan menggandeng Hary Tanoe sebagai cawapres.
Sebelumnya, anggota Dewan Pakar Partai Hanura Indro Tjahjono meminta posisi Hary Tanoe sebagai cawapres mendampingi Wiranto dievaluasi. Alih-alih, ia malah menyarankan agar Wiranto menggandeng Dino yang dianggap lebih mumpuni. Apalagi, pengusungan pasangan itu dianggap terlalu awal dan tidak bisa melihat dinamika politik yang berkembang.