REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Timur tetap mengusulkan Soekarwo sebagai calon wakil presiden mendampingi Aburizal Bakrie pada Pemilihan Presiden 2014.
"Kami tetap mengusulkan nama Gubernur Jatim Soekarwo untuk mendampingi ARB. Tentunya tidak asal mengusulkan karena memiliki banyak pertimbangan," ujar Ketua DPD Partai Golkar Jatim Zainudin Amali kepada wartawan di sela-sela kegiatan jalan sehat pada puncak peringatan HUT ke-49 Partai Golkar di Surabaya, Ahad.
Meski sudah mendengar indikasi penolakan Soekarwo terhadap rencana tersebut, namun Zainudin menyatakan optimistis dan tidak akan diam saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar di Jakarta pada 22-23 November mendatang.
"Lihat saja, saya akan berdiri dan menyampaikannya secara resmi di hadapan peserta Rapimnas sehingga nantinya nama Soekarwo akan masuk sebagai daftar untuk diinventarisasi oleh DPP, termasuk ARB sebagai capres," katanya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu, bahkan akan menggelar pleno dan mengundang 38 pimpinan DPD II Golkar se-Jatim untuk membulatkan usulan ke DPP. Pihaknya yakin tidak akan ada satu daerah pun yang menolaknya.
Menurut Zainudin, duet ARB-Soekarwo dinilai layak menjadi presiden dan wakil presiden periode 2014-2019, karena memiliki peran yang saling mengisi dan seimbang. ARB, kata dia, sejak dulu merupakan wiraswastawan atau pengusaha, sedangkan Soekarwo seorang birokrat yang meniti karier sejak dari nol.
Selain itu, kultur Soekarwo yang berasal dari Jawa dianggap sebagai perimbangan ARB yang berasal dari luar Jawa. Apalagi, lanjut dia, Soekarwo yang lebih dikenal dengan sebutan Pakde, dinilai mampu mewakili masyarakat Jawa yang tersebar di Tanah Air.
"Kami menghormati tanggapan Soekarwo tentang hal ini. Tapi, jika nanti rencana ini berhasil maka partai tentu akan berkoordinasi dengan partai milik Soekarwo yakni Demokrat dan membahasnya dengan ketua umum," katanya.
Selain Soekarwo, sejumlah nama lain yang diusulkan Partai Golkar, antara lain mantan Ketua MK Mahfud MD, Sri Sultan Hamengkubuwono, dan mantan KSAD Pramono Edhie Wibowo.