Jumat 15 Nov 2013 18:09 WIB

Minat Mahasiswa Yogyakarta Jadi Investor Tinggi

Rep: Heri Purwata/ Red: Djibril Muhammad
Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Minat mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk menginvestasikan uangnya di pasar modal cukup tinggi.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga tanggal 31 Oktober 2013 tercatat ada sebanyak 4.751 investor yang berdomisili di DIY dan 20 persennya dari kalangan mahasiswa.

"Ini sangat menggembirakan dan cukup menjanjikan dan berkat program-program edukasi pasar modal di kampus-kampus. Angka ini diperkirakan masih akan tumbuh dengan cepat, dengan perkiraan total jumlah investor di Yogyakarta hingga tahun ini dapat mencapai sekitar 6 ribu individu," kata Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Umum KSEI, Rasmi Maryda Ramyakim kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (14/11).

Dijelaskan Rasmi, jumlah investor di Indonesia masih belum menggembirakan. Saat ini, jumlah investor baru mencapai 400 ribu atau 0,2 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta.

 

"Hal ini menjadi tantangan bagi pasar modal untuk terus berupaya meningkatkan jumlah investor domestik," kata Kiki, panggilan akrab Rasmi.

Masih sedikitnya investor, Kiki mengatakan, disebabkan berbagai citra buruk yang merugikan investor di pasar modal. Hal ini menyebabkan masyarakat berpandangan berinvestasi di pasar modal merupakan investasi yang tidak aman.

Namun melihat animo mahasiswa di Yogyakarta yang cukup tinggi membuat, Rasmi optimis jika jumlah investor masih dapat ditingkatkan. 

Oleh sebab itu, pihaknya berencana akan menggencarkan sosialisasi terhadap kalangan akademisi di lingkungan kampus. Di antaranya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Atma Jaya (UAJ), dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).    

Lebih lanjut Kiki menjelaskan berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik DIY, jumlah penduduk DIY pada Agustus 2011 mencapai 3.487.325 jiwa.

Di daerah ini terdapat 151 kantor bank dengan total dana masyarakat yang berhasil dihimpun pada akhir September 2013 berjumlah Rp. 36,52 triliun,  terdiri dari giro sebesar Rp 4,31 triliun, deposito Rp 12,73 triliun dan tabungan Rp. 19,48 triliun.

"Potensi dana simpanan yang ada di perbankan ini sangat besar bila dialihkan menjadi dana investasi. Namun untuk melakukannya harus mengubah paradigma masyarakat dari saving society menjadi investment society," tutut Kiki.

Ia menambahkan jumlah Perusahaan Efek yang telah memiliki kantor cabang di DIY ada 21 perusahaan.

Menurut Kiki, minat dan partisipasi kalangan akademisi, khususnya mahasiswa untuk mulai berinvestasi ini dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk perkembangan pasar modal Indonesia.

Dari sisi nilai investasi dan aktivitas transaksi, dalam jangka pendek mungkin belum terlalu signifikan, namun sebagai investor yang cukup memiliki bekal pengetahuan berinvetasi, investor seperti ini dalam jangka panjang akan sangat positif mendukung kekuatan investor domestik dalam mempertahankan pasar modal.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement