REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Daerah Golkar Banda Aceh menilai rendahnya elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical) tak lepas dari sikap yang ditunjukan DPP kepada pengurus DPD II. Menurut mereka, DPP kurang memberi perhatian kepada pengurus daerah dalam proses pengambilan keputusan strategis partai.
"Elektabilitas Ical yang rendah buah dari tidak diundangnya DPD II dalam deklarasi pencapresan," kata Ketua DPD II Golkar Banda Aceh, Muntasir Hamid ketika dihubungi Republika, Kamis (14/11).
Muntasir mengatakan, DPD II bukan tidak menghargai kerja keras Ical menaikan elektabilitas. Namun kerja itu seyogyanya juga dibarengi dengan pelibatan DPD II.
Kalau situasi seperti ini terus berlangsung Muntasir tidak yakin mesin partai di DPD II akan bekerja optimal memenangkan Ical di pilpres 2014. "Kalau DPD II tidak diperhatikan saya khawatir DPD II akan mendukung capres lain," ujarnya.
Menjelang pelaksanaan rapimnas ke-IV Partai Golkar, Muntasir berharap DPP bisa melibatkan pengurus DPD II. Menurutnya DPD II sangat ingin memberikan masukan langsung kepada pengurus pusat terkait kondisi Golkar di akar rumput.
"Jangan semua dipasung. Undang lah DPD II. Tidak baik Golkar sebagai partai besar mengabaikan pengurus daerah," katanya.
DPP diminta tidak bersikap paranoid dengan menolak aspirasi pengurus daerah yang ingin dilibatkan dalam rapimnas. Muntasir mengatakan DPD II bukan ancaman bagi Golkar. Sebaliknya, DPD II sangat ingin berkontribusi memenangkan Partai Golkar.
"DPP jangang menganggap DPD II seperti badai haiyan di Filipina. Berpikirlah secara positif. Ajak kami bicara," ujarnya.