REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Ratusan mahasiswa Universitas Mathla'ul Anwar (UNMA) Banten melakukan aksi unjuk rasa di pintu gerbang kampusnya, Sabtu (9/11) siang. Mereka menghadang dan menolak kedatangan Gubernur Banten Atut Chosiyah yang dijadwalkan mendampingi Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) ke kampus mereka dalam rangka menghadiri acara Haul Mathla'ul Anwar (MA).
Aksi yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian setempat sempat diwarnai ketegangan saat mobil yang ditumpangi Ical melintasi mereka. Sejumlah mahasiswa luka ringan akibat benturan dengan aparat keamanan. Sebagian lagi luka memar akibat benturan dengan mobil Ical. Mereka. membentangkan spanduk 'Selamatkan MA dari noda dan dosa untuk menjaga martabat MA dari kepentingan politik'.
Menurut korlap aksi, Edi Santoso mahasiswa fakultas hukum, Ical dan Atut merupakan satu paket koruptor. "Kami menilai mereka merupakan satu paket dalam melakukan korupsi di Banten," ungkapnya.
Mathla'ul Anwar adalah organisasi Islam tertua di Banten yang didirikan dengan membawa misi mencerdaskan anak bangsa. Salah satu cita-cita luhur itu duwujudkan dalam bentuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, termasuk UNMA. Kunjungan Ical dinilai salah satu indikasi adanya intervensi kepentingan politik yang dapat merusak citra UNMA.
"Itu sebabnya kami segenap mahasiswa UNMA menyatakan menolak kehadiran ARB (Ical-red) dan Atut dan mendesak KPK untuk segera kembali memeriksa Atut," kata Edi.
Belakangan ini berbagai elemen mahasiswa di Banten terus memberikan dukungan kepada KPK untuk segera melakukan proses hukum sejak ditangkapnya adik Atut, Chaeri Wardana, pada 1 Oktober lalu. Mereka meminta KPK segera mengusut kasus-kasus korupsi di Provinsi Banten.