Kamis 07 Nov 2013 17:39 WIB

Pengamat: Elektabilitas Capres Parpol Islam Sulit Terdongkrak

Rep: Ira Sasmita/ Red: A.Syalaby Ichsan
Partai Islam
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, meski kumpulan partai Islam mengusung calon presiden bersama, elektabilitas tokoh yang diusung tidak akan terdongkrak. 

Menurutnya, partai Islam belum memiliki figur yang kuat untuk diusung sebagai capres. Meski demikian, dia menjelaskan, peluang mengusung calon bersama untuk pilpres mungkin saja terjadi.

"Cuma pada saat ini agak sulit kalau bicara calon presiden, karena di antara tokoh partai Islam atau pimpinan partai Islam belum ada yg punya elektabilitas tinggi," kata Qodari saat dihubungi Republika, Kamis (7/11).

Partai-partai Islam, lanjut Qodari, belum memiliki figur yang kuat dan bisa mempersatukan seluruh partai Islam dan kader-kadernya. "Belum ada tokoh capres yang memiliki faktor pemersatu,' ujarnya.

Karena belum ada pemersatu, Partai Islam akan terpecah dan jalan sendiri-sendiri. Pilihan lainnya, partai Islam akan merapat kepada partai nasionalis lain.

Kemungkinan kedua, Qodari mengatakan, partai Islam bisa bersatu mengajukan calon wakil presiden. Cawapres yang diusung dipasangkan dengan capres dari partai nasionalis. Partai Islam menurutnya memiliki beberapa tokoh potensial yang bisa diusung sebagai capres. Misalnya Hatta Rajasa, Jusuf Kalla, dan Mahfud MD.

"Kalau nekat ngajuin capres sendiri, sepertinya akan sulit. Karena tokoh-tokoh itu belum kuat sebagai capres," ungkapnya.

Melihat pragmatisme politik saat ini, Qodari menilai sebaiknya partai Islam lebih bijak melihat kemungkinan yang menguntungkan. Dan tidak gegabah mengusung tokoh capres bersama. Karena capres bersama juga tidak memberikan keuntungan elektabilitas kepada partai politik tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement