Kamis 07 Nov 2013 16:28 WIB

Wakapolri: Keamanan Negara Harus Diperkuat Agar Tak Disadap

 Komjen Pol. Oegroseno mengucapkan sumpah jabatatan saat mengikuti upacara serah terima jabatan (Sertijab) Wakapolri di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (2/8).   (Republika/ Tahta Aidilla)
Komjen Pol. Oegroseno mengucapkan sumpah jabatatan saat mengikuti upacara serah terima jabatan (Sertijab) Wakapolri di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (2/8). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakapolri, Komjen Pol Oegroseno mengatakan, keamanan di bidang informasi dan komunikasi Indonesia harus diperkuat agar tidak mudah disadap negara lain.

 "Perkembangan teknologi informasi demikian cepat, sehingga yang penting adalah 'security' bidang informasi dan komunikasi harus kita perkuat," kata Oegreseno, di sela-sela pertemuan 'Senior Official Meeting' (SOM) ke-6 antara Polri dan Polisi Federal Australia (AFP), yang digelar di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (7/11).

Pada SOM Polri dan AFP ke-6 yang digelar di Pulau Lombok, Indonesia, 6-9 November 2013, delegasi Polri dipimpin Wakapolri Oegroseno, dan delegasi AFP dipimpin Deputy Commissioner Michael Phelan APM. SOM ke-6 itu mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan kerja sama berdasarkan hasil SOM Polri-AFP ke-5 di Melbourne, Australia, dan usulan rencana kegiatan kerja sama yang akan dilaksanakan pada periode 2014-2015.

Pertemuan tersebut juga merupakan sarana untuk menyampaikan kepentingan-kepentingan Polri (kepentingan nasional) diantaranya upaya penanggulangan kejahatan lintas negara, penyelundupan manusia, counter terrorism, cyber crime dan peningkatan kapasitas DVI Polri.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menyampaikan komitmennya untuk tetap melaksanakan kerja sama guna menanggulangi kejahatan lintas negara. Oegroseno mengatakan, kabar penyadapan itu masih dalam taraf isu, atau belum ada fakta yang sebenarnya sehingga Polri dan AFP belum menindaklanjutinya.

"Saya seraya itu juga tidak ada jawaban dari pihak Australia, jadi isu saja. Kami (Polri dan AFP) belum bahas itu," ujarnya.

Tetapi, Oegreseno memastikan bahwa jalinan kerja sama lintas negara antara Polri dan AFP tetap berjalan sebagaimana mestinya, tanpa terpengaruh isu penyadapan tersebut. "Kerja sama kepolisian tetap jalan, jangan terpancing isu itu," ujarnya.

Kabar penyadapan itu, mengemuka berdasarkan bocoran mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden, AS dan Australia melakukan penyadapan terhadap sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.

Kini, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, serta lembaga terkait kedua negara, tengah menggelar pertemuan di Kantor Kementerian Pertahanan, guna menjelaskan kabar adanya penyadapan yang dilakukan Negeri Kangguru terhadap Indonesia itu.

Pada 1 November 2013, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memanggil Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia Greg Moriarty untuk meminta penjelasan terkait pemberitaan surat kabar Sydney Morning Herald pada 31 Oktober 2013, soal
dugaan adanya fasilitas penyadapan di Kedubes Australia di Jakarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement