REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Jalur evakuasi bencana Gunung Merapi di Kabupaten Sleman terancam dengan kehadiran truk galian C. Hal ini karena pembangunan jalur tambang tidak maksimal.
Jalur evakuasi bencana di Kabupaten Sleman rencananya dibangun dengan dana sebesar Rp 41 miliar dari pemerintah pusat. Dana ini akan dibagi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah karena sebagian jalur evakuasi masuk ke Kabupaten Klaten. Sayangnya, rencana tersebut tidak diikuti dengan pembangunan jalan khusus truk tambang.
“Seharusnya jalur evakuasi dan jalur tambang dibangun dua-duanya. Jalur tambang juga harus diselesaikan,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman, Nurbandi ditemui Rabu (6/11) kemarin.
Jalur tambang saat ini baru dibangun sepanjang tiga kilometer dari yang seharusnya tujuh kilometer. Pembangunan jalan tersebut juga masih menggunakan material sekitar berupa batu tanpa pengaspalan. Nurbandi mengaku hanya memanfaatkan tanah sekitar untuk digunakan sebagai jalur galian.
Operasional pembangunan jalur tambang menggunakan dana sebesar Rp 400 juta. Anggaran ini, menurut Nurbandi merupakan anggaran swakelola yang digunakan hanya untuk operasional alat. “Kalau tujuh kilometer itu dibangun semua, butuh miliaran,” ujarnya.
Meski jalur tambang dibangun seadanya, jalan tersebut telah difungsikan. Akan tetapi, lantaran pembangunan tidak maksimal, truk galian C masih banyak yang melewati jalur jalan utama. “Paling banyak lalu lintas adalah angkutan galian,” terang Nurbandi.
Pembangunan jalur tambang direncanakan baru dapat selesai sampai akhir tahun. Akan tetapi, dana yang digunakan hanya untuk operasional jalan. Karena itu, pembangunan tidak mencakup pengerasan struktur jalan.
Sementara itu, jalur evakuasi bencana Gunung Merapi akan dibangun sepanjang sembilan kilometer di wilayah Sleman. Jalur itu membentang dari wilayah Butuh hingga Prambanan. Sebagian jalur evakuasi masuk ke wilayah Kabupaten Klaten dengan total panjang 17 kilometer.
Meski demikian, jadwal pembangunan jalur evakuasi belum mendapat kepastian. Ini karena dana pembangunan belum turun. Dana itu juga masih harus dibagi antara Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Pemprov Jawa Tengah.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana BPBD Sleman, Heru Saptono mengatakan ada 17 kecamatan yang berisiko mendapat dampak dari bencana Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman. Dari 17 kecamatan tersebut, BPBD mengidentifikasi 47 dusun rawan bencana. Sebanyak 22 dusun masuk dalam kategori risiko tinggi.