Rabu 06 Nov 2013 15:14 WIB

Forum Buruh DKI Tetap Tuntut Kenaikan Upah

Buruh berunjuk rasa tuntut kenaikan upah.
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Buruh berunjuk rasa tuntut kenaikan upah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Buruh DKI Jakarta (FB DKI Jakarta) tetap melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Balaikota DKI Jakarta, Rabu (6/11) untuk menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), setelah sebelumnya pemprov Jakarta menetapkan UMP Rp 2.441.301 per bulan.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan menolak penetapan upah minimum Rp 2.441.301 per bulan. Said Iqbal juga mengungkapkan Gubernur Joko Widodo lebih berpihak kepada pengusaha serta pro pada pasar.

"Gubernur memihak pengusaha bukan pada buruh dan rakyat," ujarnya.

Aksi penolakan UMP DKI Jakarta ini akan dilakukan selama tiga hari, Rabu, Kamis, dan Jumat di depan kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"Kami akan tetap melakukan aksi hingga tiga hari ke depan sampai pemerintah memberikan keputusan yang layak untuk buruh," ujar Staf Media KSPI, Nelly Marlianti.

Aksi buruh mendapat pengamanan yang ketat dari pihak kepolisian, ratusan personil serta satu unit mobil antipeluru dikerahkan di sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan.

Buruh melalui salah satu oratornya mengatakan pengamanan itu terlalu berlebihan mengingat masa aksi yang hadir tidak sebanyak aksi puncak pada 1 November 2013.

Said Iqbal menambahkan keputusan Gubernur Joko Widodo mengenai UMP akan berimbas pada wilayah Indonesia yang lain.

"Bekasi dan Jawa Timur sebelumnya sudah ada jaminan kenaikan upah dari gubernur di atas 35 persen akan batal akibat keputusan UMP Jakarta sebesar Rp 2.441.301/bulan," tambahnya.

Sebelumnya pada Jumat, 1 November, para buruh di Jakarta menyatakan sekalipun siap menerima keputusan pemerintah mengenai penetapan upah yang menjadi tuntutan mereka, buruh tetap berusaha memperjuangkan kenaikan UMP menjadi Rp3,7 juta/bulan untuk DKI Jakarta dari putusan pemprov Rp2.441.301/bulan untuk tahun 2014.

Sekjen KSPI Muhammad Rusdi, di Jakarta, Jumat mengatakan pihaknya akan menerima apa pun keputusannya. "Tapi bukan berarti kami menyerah. Kami tetap akan memperjuangkan (kenaikan UMP, red)."

Para buruh juga mengklaim tuntutan mereka sangat realistis karena tingginya biaya kebutuhan hidup sejak naiknya harga bahan bakar minyak, sehingga keinginan buruh itu bukan tanpa alasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement