Selasa 05 Nov 2013 11:05 WIB

Hakim Agung Andi Ayyub: Saya Bukan Manusia Susah

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Yudha Manggala P Putra
Hakim Agung Andi Abu Ayyub Saleh
Foto: Antara
Hakim Agung Andi Abu Ayyub Saleh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Andi Abu Ayyub Saleh menjadi sorotan media belakangan ini. Nama hakim agung itu disebut salah satu saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, dalam kasus dugaan penyuapan terkait pengurusan kasasi perkara dengan terdakwa Hutomo Wijaya Ongowarsito di Mahkamah Agung (MA).

Andi disebut meminta dana untuk mengurus kasus itu sebesar Rp 300 juta. Keterangan itu datang dari staf Kepaniteraan MA, Suprapto, yang juga staf Andi. 

Terkait hal itu, Andi masih enggan menanggapinya secara langsung. Namun, ia mengindikasikan selama ini dia 'bersih'. Ia mengaku sudah menangani ribuan perkara. "Saya tidak ada antre, tidak ada sogokan. Pokoknya jalan seperti air," kata dia, Senin (4/11).

Pada Senin, Andi dijadwalkan untuk menjadi saksi dalam perkara dengan terdakwa Mario Cornelio Bernardo. Namun, ia batal memberikan kesaksian karena ketua majelis hakim memutuskan untuk menunda agenda persidangan. Andi bersedia untuk kembali menjadi saksi pada persidangan berikutnya, Senin (11/11). Sebelum beranjak pulang, ia sempat meladeni pertanyaan awak media.

Andi mengatakan sudah 33 tahun bergelut di bidang hukum. Ia sudah enam tahun menjadi hakim agung. Selama menjadi hakim agung, Andi mengaku tidak pernah menunggak perkara.

"Tidak ada tunggakan satu pun perkara. Pagi masuk, pulang larut malam," kata dia.

Bagi Andi, menjadi hakim agung bukan berarti mencari pekerjaan. Ia merasa itu menjadi upayanya untuk berbakti kepada negara. "Saya ingin membaktikan diri saya, pengalaman hidup saya. Bagaimana caranya mengabdi kepada negara dan bangsa," ujar dia.

Soal penghasilan, Andi merasa berkecukupan. Bahkan, ia menyebut menyisihkan hampir setengah penghasilannya untuk disedekahkan.

Karena itu, ia merasa tudingan adanya permintaan uang untuk pengurusan kasus salah alamat. "Saya ini keluarga sehat, normal, religius. Keluarga bahagia, tidak ada susah saya. Sukses semua. Saya bukan manusia susah," kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement