REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Komunitas Peduli AIDS (KPA) Plus Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kembali menemukan seorang pria warga Kecamatan Babulu yang telah memiliki istri dan seorang anak berusia dua tahun, positif terinfeksi HIV.
Ketua KPA Plus Penajam Paser Utara, Jody, Senin, mengatakan, temuan kasus HIV baru tersebut terungkap ketika pasien dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten setempat untuk mendapatkan perawatan.
Pasien itu, kata Jody, awalnya mengeluhkan menderita diare yang tidak kunjung sembuh sejak seminggu terakhir.
Namun setelah diperiksa serta dilakukan tes darah, ternyata pria berusia 38 tahun tersebut dinyatakan positif terjangkit HIV.
"Karena positif menderita HIV dan RSUD Kabupaten Penajam Paser Utara tidak memiliki ruang khusus, maka penderita langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan, untuk menjalani perawatan lebih lanjut," ungkap Jody.
Tes darah atau "Voluntary Counseling Test" (VCT) juga lanjut Jody, dilakukan pada istri dan anaknya.
"Namun, setelah dilakukan tes sebanyak tiga kali terhadap istri dan anak pasien yang bersangkutan hasilnya negatif HIV, katanya.
"Pasien ini sebenarnya bukan asli warga Kabupaten Penejam Paser Utara. Mereka pindahan dari Pulau Bali dan bekerja sebagai tukang tato di Bali. Bisa saja, peralatan tato yang dipakai melayani konsumen tato di Bali ternyata alatnya kemasukan virus dari pasien yang mengidap HIV/AIDS," kata Jody.
Setelah pasein tersebut dinyatakan positif terinfeksi HIV kata Jody maka oleh pihak RSKD langsung memasukkannya ke ruang khusus untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
Dengan temuan penderita baru tersebut, maka jumlah orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Kabupaten Penajam Paser Utara bertambah menjadi 19 orang dari 18 penderita sebelumnya.
"Sebetulnya, jumlah total Odha di Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 24 orang, tetapi karena enam orang sudah pindah ke Samarinda, Jawa dan Sulawesi, maka jumlahnya berkurang menjadi 18 orang. Tapi kini bertambah lagi menjadi 19 orang karena adanya tambahan satu orang ini," ujar Jody.
Di RSUD Kabupaten Penajam Paser Utara kata dia, belum ada ruangan khusus untuk penanganan pasien HIV/AIDS, sehingga KPA Plus berharap pemerintah kabupaten untuk memberikan perhatian serius atas masalah penanggulangan HIV/AIDS.
"Di RSUD Penajam belum ada ruang perawatan khusus untuk pasien HIV/AIDS, jadi harus ditangani di rumah sakit luar daerah. Harapan kami tentunya Pemkab memberikan perhatian serius atas masalah ini," ungkap Jody.
Selain itu Jody mengaku, banyak mengalami kendala dalam menangani masalah HIV/AIDS, khususnya soal anggaran.
"Anggaran tersebut sangat dibutuhkan untuk membeli membeli suplemen serta obat-obatan bagi penderita HIV/AIDS" kata Jody.