Senin 04 Nov 2013 18:49 WIB

Beli 180 Unit KRL, KCJ Investasi Rp 180 Miliar

Rep: Satya Festiani/ Red: Heri Ruslan
A commuter passes a landslide area in Cilebut, Bogor (file photo)
Foto: Antara/Jafkhairi
A commuter passes a landslide area in Cilebut, Bogor (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT KAI Commuter Jabodebatek (PT KCJ) melakukan program penambahan armada sebanyak 180 unit KRL di 2013.

Semua unit rencananya akan didatangkan dari Jepang secara bertahap hingga Desember 2013. Dana yang dihabiskan untuk membeli 180 unit KRL bekas tersebut sebanyak Rp 180 miliar.

Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo, mengatakan 1 unit KRL bekas berkisar Rp 1 miliar. Oleh karena itu, untuk membeli 180 unit KRL diperlukan Rp 180 miliar. "Dananya berasal dari konsorsium bank BUMN," ujar Tri dalam konferensi pers di Kantor PT KCJ, Senin (4/11).

Bank BUMN yang terlibat dalam konsorsium tersebut adalah PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Negara Indonesia, Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Tri mengatakan bunga yang ditawarkan sebesar 8-10 persen.

Angka Rp 1 miliar untuk satu unit KRL tersebut telah termasuk ongkos kirim, asuransi dan biaya-biaya lainnya untuk kereta tersebut hingga dapat dioperasikan secara sempurna. "Maintenance dari Jepang akan mengawal pemeliharaan sampai kereta berjalan dengan baik seperti di Jepang," ujar dia.

Kontrak dengan Jepang juga sudah termasuk pengadaan suku cadang karena kereta tersebut bukan baru. "Jadi ada jaminan mutu," ujar dia. PT KCJ juga tengah melakukan penjajakan untuk pembelian suku cadang untuk kereta lama yang rusak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement