Ahad 03 Nov 2013 14:15 WIB

Din Syamsuddin Akan Maju di PIlpres 2014?

Chairman of Muhammadiyah, Din Syamsuddin, says that Indonesia must recognize Kosovo independence as he talks in a discussion forum in Jakarta on Thursday.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Chairman of Muhammadiyah, Din Syamsuddin, says that Indonesia must recognize Kosovo independence as he talks in a discussion forum in Jakarta on Thursday.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin mengisyaratkan siap menjadi calon Presiden RI 2014 asalkan mendapat persetujuan dari organisasi.

"Kalau pengurus menyepakati dan mempersilahkan maju maka saya akan maju. Tapi jika tidak disetujui maka saya pasti tidak mau maju," ujarnya kepada wartawan di sela peresmian Gedung KH Ahmad Dahlan di Komplek Perguruan Muhammadiyah Gadung Surabaya, Minggu.

Sebagai ketua umum Muhammadiyah, ia mengaku merasa memiliki tanggung jawab sebagai kader sekaligus pemimpin. Karena itulah pria kelahiran Nusa Tenggara Barat tersebut merasa perlu koordinasi dan konsultasi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.

Sebagai orang yang tidak memiliki partai politik, Din mengaku tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden. Hanya saja, jika dicalonkan oleh partai tertentu maka ia menegaskan akan berfikir dua kali untuk tidak menerimanya.

"Tapi sekali lagi, saya harus bertemu pengurus Muhammadiyah untuk membicarakannya. Yang jelas, saya tidak akan mencalonkan diri. Namun, saya juga tidak mau dicap berpura-pura menolak dicalonkan presiden," katanya sembari mengaku sudah ada sejumlah partai politik yang mendekatinya tidak secara formal.

Di satu sisi, jabatan Din Syamsudin sebagai ketua ormas terbesar kedua di Tanah Air ini akan berakhir 2015 dan sudah dua masa jabatan. Karena itulah ia harus menanyakannya ke pengurus, termasuk teknis dan visi menang.

Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia tersebut juga menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak akan terlibat politik secara langsung. Pihaknya hanya bisa memberikan saran dan bantuan pemikiran serta solusi untuk membangun bangsa menjadi lebih baik.

"Muhammadiyah tahu diri dan tidak terlibat dalam politik kekuasaan, karena hanya berpolitik moral. Kalau ada partai politik mau melamar kader Muhammadiyah sebagai pemimpin, Insya Allah punya banyak," kata dia.

Sementara itu, menurut pandangan Muhammadiyah, ada beberapa kriteria bagi pemimpin mendatang yang dianggapnya sebagai masa transisi demokrasi dan regenerasi.

"Banyak partai politik yang mengajukan ketua umumnya maju calon presiden, sehingga Muhammadiyah mengusulkan bahwa pemimpin harus visioner, menciptakan solidaritas dan untuk semua kelompok atau tidak untuk partainya, mampu memecahkan masalah dan mau mengambil risiko, serta mempunyai komitmen moral," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement