Jumat 01 Nov 2013 05:01 WIB

Dituding Menyadap Presiden SBY, Begini Reaksi Kedubes AS

Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selagi pemerintah AS terus menghadapi tekanan menjelaskan operasi spionase internasional-nya, beberapa tuduhan baru mengemuka tentang luasnya pemantauan AS di Asia, termasuk Indonesia.

Kementerian Luar Negeri Indonesia telah memanggil Wakil Duta Besar Amerika di Jakarta, Kristen Bauer, untuk menjelaskan tuduhan-tuduhan bahwa Kedutaan Besar Amerika di Jakarta telah memata-matai Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Wakil Duta Besar Amerika di Jakarta Kristen Bauer yang ditanyai oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia menolak berkomentar.

Seperti dilansir VOA, laporan-laporan media – yang berdasarkan dokumen-dokumen terbaru yang dibocorkan mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika NSA-- menunjukkan bahwa Kedutaan Besar Amerika di Jakarta memasang peralatan penyadap yang telah digunakan untuk memonitor Presiden SBY dan pejabat-pejabat Indonesia lainnya.

Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan, kegiatan-kegiatan itu tidak hanya dinilai sebagai pelanggaran keamanan, tetapi juga “pelanggaran norma-norma dan etika” serius, dan telah menuntut penjelasan Amerika.

Analis politik Aleksius Jemadu dari Universitas Pelita Harapan mengatakan klaim ini bisa merongrong hubungan kedua negara.  ''Saya kira pemerintah Amerika harus punya keberanian untuk menjelaskan, guna memulihkan kepercayaan yang benar-benar dibutuhkan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan baik, dengan memperhitungkan bahwa Indonesia berperan penting dalam stabilitas di Asia Tenggara,” kata Aleksius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement