REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Warga Lombok diajak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memanfaatkan pupuk organik hayati. Ajakan LIPI itu lewat program Diseminasi dan Aplikasi Teknologi Tepat Guna untuk Produktivitas Usaha Berbasis Teknologi di wilayah Lombok, Sabtu (26/10) kemarin.
Dalam paparannya, peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Dr.rer.nat.Sarjiya Antonius mengungkapkan pupuk organik hayati bisa memenuhi standar untuk pembangunan pertanian ramah lingkungan dan pengembangan Agroforestri. "Serta meningkatkan pendapatan petani," kata pria yang akrab disapa Anton itu di Desa Sakra, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dalam rilis yang diterima ROL, Kamis (31/10).
Anton mengajak petani Lombok memanfaatkan pupuk organik hayati bernama 'Beyonic StarTmik LIPI' yang dihasilkan LIPI. "Bahan pupuk organik hayati yang dizinkan adalah material dari hewan dan tumbuhan yang dipersiapkan secara alami, tanpa perlakuan kimia, seperti gula, kecambah, tepung ikan, kedelai, jagung, rumput laut, dan telur," kata Anton dalam bahan presentasinya.
Dijelaskan Anton, formula bahan dasar pupuk ini adalah sumber carbon: gula, molase/tetes tebu, tepung jagung, tepung tapioka. Sementara sumber protein terdiri dari telur, kaldu daging, tepung ikan, tepung kedelai, kecambah yang ditambah bahan agar-agar dan air kelapa.
"Pupuk itu juga mengandung bakteri (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) golongan Bacillus, Pseudomonas, Painibacillus, dan Burkholderia," paparnya.