REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Menteri Kesehatan Kamis (31/10) besok akan meluncurkan aplikasi mobile yang diberi nama 'AIDS Digital', guna mendukung program Zero New HIV Infection, Zero Discrimination dan Zero AIDS Related Deaths.
AIDS Digital yang akan diluncurkan di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta ini dibuat IAC yakni komunitas terdampak AIDS.
"AIDS Digital ini sangat membanggakan karena merupakan aplikasi pertama di region Asia dan Pasifik untuk aplikasi sejenis," kata Executive Director Indonesia AIDS Coalition (IAC) Aditya Wardhana dalam surat elektroniknya yang dikirim, Rabu (30/10).
Dengan dibuatnya AIDS Digital oleh IAC, ia menambahkan, diharapkan mempunyai efektifitas yang tinggi serta mampu menjawab tantangan di lapangan yang diketahui dengan tepat oleh komunitas terdampak AIDS ini.
Aplikasi ini bisa diakses melalui dua metode yaitu berbasis website yang beralamat www.aidsdigital.net serta berbasis mobile application yang bisa di-download di Apple Store, Blackberry Aplication Store dan Google Play.
"Aplikasi mobile ini bisa digunakan di Handphone Iphone, Blackberry dan Android," ujarnya.
Lebih lanjut Aditya menambahkan, di dalam aplikasi ini, terdapat tiga jenis layanan utama yaitu HIV 101 yang berisi informasi dasar dan praktis terkait HIV dan AIDS yang berguna untuk pencegahan serta perawatan dukungan dan pengobatan, direktori layanan AIDS yang terdiri dari layanan tes HIV, layanan terapi ARV, layanan kelompok dukungan bagi orang dengan HIV, layanan alat suntik steril, layanan methadone, layanan pencegahan HIV orang tua kepada anak, layanan RS rujukan AIDS dan layanan Infeksi Menular Seksual.
Selain itu, juga terdapat direktori lembaga dan organisasi yang bekerja untuk program penanggulangan AIDS yang mencakup Kementerian Kesehatan dan jajarannya, Komisi Penanggulangan AIDS sampai tingkat kabupaten/ kota, lembaga swadaya masyarakat dan juga organisasi jaringan populasi kunci. Direktori layanan yang tersedia mencakup area di seluruh proponsi di wilayah Indonesia.
"Hadirnya aplikasi ini diharapkan mampu meningkatkan tingkat pemahaman masyarakat mengenai informasi HIV dan AIDS yang akurat, meningkatkan tingkat kunjungan ke layanan kesehatan dan juga meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi obat bagi orang yang terinfeksi HIV dan juga layanan bagi komunitas terdampkak lainnya," kata Aditya.